Eramuslim.com – Pasca penggeledahan yang dilakukan anggota Densus 88/Anti Teror di RA Amanah Ummah yang dikelola Suratmi, istri almarhum Siyono pada Kamis (10/03/2016) lalu, para murid RA mengalami trauma yang cukup mendalam.
Di antaranya adalah M dan R. Kedua murid itu hingga saat ini masih mengalami trauma akibat melihat Densus 88 yang tiba-tiba memasuki sekolahnya dengan persenjataan lengkap.
Sejak kematian Siyono, kediamannya hingga kini masih ramai dikunjungi orang. Sejumlah aktivis Islam, wartawan dan para peziarah masih hilir mudik di sekitar rumahnya. Padahal, murid-murid RA Amanah Ummah masih banyak yang ketakutan ketika melihat mobil lewat.
“Kira-kira sepekan lalu, saat ada wartawan dari CNN Indonesia membawa kamera lengkap dengan tiang tiangnya (tripod), dua anak itu langsung ketakutan karena dikiranya senjata,” jelas Suratmi kepada wartawan anggota JITU, Tommy Abdullah di kediaman Siyono, Senin, (4/4), seperti dilansir suara-islam, Selasa (5/4).
Suratmi yang telah merintis Raudhatul Atfal (TK) Amanah Ummah sejak tahun 2005 itu menjelaskan, saat itu kedua bocah itu langsung lari tunggang langgang menaiki sepeda mereka. Padahal rumah keduanya berjarak dua kilo meter jauhnya dari TK tersebut, yang paling jauh dibanding teman-temannya.
“Laporan dari orangtuanya, M begitu pulang langsung masuk ke kolong tempat tidur di rumahnya. Yang satunya, R, ngumpet di pojokan menangis sampai terkencing-kencing,” cerita Suratmi.
Orang tua kedua anak tersebut pun akhirnya menyatakan tak terima dengan kondisi yang menimpa anaknya saat ini. “Saya tidak terima dengan mereka [Densus, red], akibatnya anak saya seperti ini,” kata ayah M.
Sementara itu, psikolog Dwi Estiningsih menjelaskan bahwa trauma yang terjadi akibat penggerebekan Densus 88 di RA Amanah Ummah tak hanya menimpa anak-anak, tapi wali murid dan para pengajar di sana.
Menurutnya, ada satu guru yang tidak mau mengajar kembali dan berubah menjadi pendiam akibat kejadian yang telah terjadi dua pekan lalu tersebut.
“Jangan salah, trauma itu bukan hanya menimpa anak-anak, tapi bisa menimpa orang dewasa juga,” ujar psikolog yang aktif di panti sosial ‘Asuhan Anak’ Dinas Sosial Provinsi DI Yogyakarta ini.
Seperti diketahui, belasan mobil berisi puluhan aparat kepolisian bersenjata lengkap beberapa waktu lalu mendatangi rumah Siyono. Kedatangan mereka untuk mencari barang bukti usai penangkapan Siyono. Padahal, tak ada surat penggeledahan yang disampaikan aparat kepada pihak keluarga. Rumah yang juga berfungsi sebagai RA Amanah Ummah itu pun digeledah, sementara di dalamnya terdapat 48 murid sedang mengikuti proses kegiatan belajar.
Dwi Estiningsih menjelaskan bahwa tidak seperti halnya pada orang dewasa, dampak trauma pada anak bisa menyebabkan gangguan berkepanjangan.
“Trauma semacam itu bisa menyebabkan gangguan kejiwaan, seperti phobia, mental disorder hingga gangguan obsesif kompulsif,” katanya.(ts/muslimahzone)