Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan membuka kembali kedutaan besar Indonesia yang ada di Irak yang selama ini ditutup akibat konflik yang melanda negeri tersebut. Pernyataan ini merupakan respon atas permintaan dari delegasi Irak dalam dialog dengan dengan 25 eminent person yang mengikuti International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III.
Hal itu disampaikan oleh Ketua PBNU Rozy Munir yang mengikuti dialog tersebut, disela pertemuan ICIS III, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (30/7).
Dalam forum tersebut, delegasi Irak juga menjelaskan saat ini sejumlah kelompok yang berkonflik di Irak sudah mengupayakan adanya penyatuan kembali untuk meningkatkan stabilitas di negeri seribu satu malam ini. “Mereka berharap Indonesia berperan aktif dalam upaya peningkatan perdamaian ini, ” kata Rozy.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Indonesia akan semakin aktif melibatkan diri dalam upaya perdamaian dunia. Salah satunya adalah penambahan pasukan perdamaian sebanyak 300 orang di Lebanon yang sebelumnya berjumlah seribu orang.
Forum ulama dunia Islam ini memang mengemban amanah dari sejumlah negara yang mengalami ketertindasan, untuk memperoleh secercah harapan bagi muncul sebuah solusi untuk penyelesaian konflik tersebut.
"Kami dari Sudan membawa harapan, harapan umat Islam diseluruh dunia, harapan bangsa Palestina, harapan bangsa Afganistan, harapan bangsa Bosnia, harapan bangsa-bangsa muslim didunia lain yang tertindas, seperti halnya bangsa kami (Sudan), " kata Salah Satu Anggota Partai yang Berkuasa di Sudan Yasir Abu Kasawah.
Sejumlah ulama yang mengikuti dialog tersebut di antaranya adalah Ayatullah Tazkiri dari Iran, Wahbah Zuhaili dari Syiria, Maqsood Ahmed dari Inggris, wakil dari Sudan, Tunisia, Lebanon dan negara lainnya. (novel)