Kata Guru SLB Bandung, Risma Sujud Hanya Pencitraan, Setelahnya Dia Emosi Lagi

eramuslim.com – Aksi Menteri Sosial Tri Risma sujud  di kaki seorang guru tunanetra pengajar di SLB A A Pajajaran, Bandung, Yuniati, dinilai yang bersangkutan hanya sebatas pencitraan.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan aksi Menteri Risma Sujud di kaki guru SLB A A Pajajaran Bandung itu saat Mensos tersebut ditagih janji terkait hibah lahan sekolah, viral di media sosial.

Dalam video itu, nampak awalnya Risma didesak oleh pihak pengajar SLB A A Pajajaran untuk merealisasikan janjinya soal hibah lahan.

Salah seorang pengajar di SLB itu, Yuniati menegaskan bahwa perjuangan yang mereka lakukan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi mereka masing-masing.

“Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi bu,” kata Yuniati seperti dilihat dari video yang beredar, Rabu 22 Februari 2023.

“Makanya bu, kata saya kita berbagi,” jawab Menteri Risma.

“Tapi tolong direalisasikan (janji hibah lahan),” timpal guru tunanetra itu.

Mendengar ucapan Yuniati, Mensos Risma pun mendadak sujud di kaki pengajar SLB tersebut.

“Saya sujud,” ujar Risma yang langsung sujud ke kaki Yuniati.

Melihat aksi Risma tersebut, sang guru pun meminta kepada Risma untuk berdiri kembali dan tak melakukan aksi sujud itu.

“Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya,” ujar Yuniati.

“Ibu dengerin, tadi saya bilang ini saya disaksikan Gusti Allah,” ucap Risma.

Dilansir dari Tribun Jabar, Yuniati mengungkapkan bahwa aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kakinya tersebut hanyalah pencitraan.

Pasalnya, kata Yuniati, setelah Risma sujud di kakinya itu, sang menteri kembali emosi kepadanya.

“Menurut saya itu pencitraan ya, karena sujudnya tuh enggak jelas. Terus setelah sujud, dia emosi lagi. Kalau sujud itu kan harusnya memohon maaf, ‘saya akan berusaha gitu’, tapi kan tidak ada pernyataan itu. Malah habis itu ngomel-ngomel lagi Bu Mensos itu,” ungkap Yuniati.

Pihaknya pun menyayangkan sikap Risma yang menanggapi pertanyaan para guru dengan emosi. Padahal, menurutnya, hibah lahan itu merupakan janji Risma dan harus dipenuhi demi mengembangkan pembangunan fasilitas sekolah.

“Ketika ditagih beliau emosi dan ngomong malah ke mana-mana, jadi tidak menggunakan logikanya. Ini (lahannya) kalau belum dihibahkan, kami belum bisa dibangun. Misalnya saat ada dana BOS atau Kementerian Pendidikan yang setiap sekolah kan biasanya ada untuk pembangunan, kami jadi enggak bisa membangun,” terang Yuniati.

Lebih lanjut, Yuniati menyebut terdapat perbedaan pandangan antara Risma dan pihak pengajar di SLB AA Pajajaran.

Menurut sang guru di SLB Bandung itu, Menteri Risma menginginkan lahan dipakai untuk pendidikan dan area bekerja para penyandang disabilitas. Sedangkan para pengajar, kata Yuniati, menginginkan lahan tersebut hanya dipakai untuk mengembangkan fasilitas sekolah.

“Yang benar kan harusnya pendidikan dulu baru lahan kerja, iya enggak? Harusnya dibuka jalur pendidikan dulu dan program pendidikan dulu baru membicarakan lahan kerja. Nah, beliau malah kebalik malah mempertahankan lahan kerja,” ujarnya. (sumber: Terkini)