Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Djoko Santoso diminta membentuk tim untuk memeriksa seluruh perwira dijajaran TNI AD, menyusul ditemukannya 145 pucuk senjata, 28 ribuan butir amunisi, 9 buah granat tangan dan 28 teropong, dirumah dinas Wakil Asisten Logistik TNI AD Almarhum Brigadir Jenderal Koesmayadi.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Pokja Pertahanan Komisi I DPRRI Ade Daud Nasution kepada wartawan, di Gedung DPRRI, Jum’at (30/6). "Kalau cuma satu, dua, atau tiga pucuk senjata, seorang tentara wajar saja memilikinya, tetapi kalau sampai ratusan bahkan ditambah bahan peledak itu sudah tidak biasa, apa maksudnya?," tegasnya setengah bertanya.
Menurutnya, kasus tersebut mengindikasikan bahwa tentara angkatan darat Indonesia belum profesional dan dengan kasus ini telah menimbulkan banyak kecurigaan dikalangan masyarakat dan DPR RI. Oleh karena itu, Ia menyatakan, pekan depan Komisi I DPR RI berencana untuk memanggil KASAD dan Panglima TNI guna mengklarifikasi temuan ini.
Ia menambahkan, pihaknya tidak akan memberi penyataan mengenai motif di balik penemuan ratusan senjata dan amunisi milik perwira tinggi TNI itu, karena keputusan hukum itu ada pada pengadilan koneksitas.
"DPR RI tidak ber-prejudice, karena itu kita minta secepatnya jajaran TNI untuk datang memberikan penjelasannya," tandasnya.
Ia menjelaskan, Koesmayadi memegang jabatan Wakil Asisten Logistik sejak Panglima Kostrad di pegang oleh Ryamizard Ryacudu, dan pada periode lalu Komisi I DPR RI pernah merekomendasikan agar beliau diganti. Koesmayadi meninggal pada 25 Juni lalu, dirumah pribadinya dikawasan Cibubur, Jakarta Timur, almarhum meninggal karena serangan jantung.(novel)