Ketua Fraksi partai kedailan Sejahtera (FPKS) Mahfudz Sidik menilai penyangan karikatur Nabi Muhammad Saw dalam harian Jylland Posten Denmark dan sejumlah negara Barat adalah bentuk Islamophobia.
Menurutnya, dengan memunculkan simbol-simbol suci Islam dalam bentuk karikatur ini jelas ada tendensi keagamaan, bukan masalah politik. Kenapa gambar Nabi Muhammad yang mereka jadikan sasaran penghinaan.
“Padahal kalau umat Islam marah, tidak ada simbol-simbol Kristen yang dibuat sasaran kemarahan. Mereka bila marah terhadap masyatakat Kristen bukan simbol Yesus yang dijadikan sasaran,” jelas Mahfudz, di Gedung DPR/MPR, Jakarta (8/2).
Oleh karena itu pula, ia memaklumi reaksi keras dari kalangan umat Islam di seluruh penjuru dunia. “Kita dapat memaklumi bila ada tuntutan boikot produk Denmark, termasuk tuntutan pemutusan hubungan diplomatik,” sambung Mahfudz, yang juga mantan Direktur Yayasan Studi Kajian Islam Kontemporer (SIDIK).
Hal serupa disampaikan Aa Gym, ia mengaku dapat memaklumi bila dunia Islam marah terhadap media massa Barat yang menghina Nabi Muhammad Saw melalui kartun. Sebab, hal itu tidak saja menyakiti umat Islam, tapi juga telah melanggar kode etik jurnalistik.
Kepada wartawan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (8/2) ia mengungkapkan, setelah melihat 12 kartun Nabi Muhammad Saw yang dimuat media Denmark itu ia menyatakan sangat sedih dan terluka hatinya sebagai umat Islam karena Rasulullah itu sangat dicintai umat Islam se dunia, kemudian dihina oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Aa Gym menyarankan agar kebebeasan berekspresi dan kebebasan pers tidak dijadikan dasar untuk menghina dan mendzalimi umat dan orang lain. Terlebih kartun Nabi itu dilakukan oleh sebuah Negara yang katanya sebagai Negara beradab, tapi faktanya menghina dan menyakiti orang lain. "Karena itu ia menilai wajar jika umat Islam di dunia sangat marah pada Denmark."
Aa Gym berharap peristiwa itu membawa hikmah bagi dunia lain dan mereka melihat bahwa umat Islam benar-benar memiliki akhlak mulia dan terpuji dengan kecintaannya pada Nabi Muhammad Saw melalui demo yang berlangsung secara damai, terhormat, dan tidak anarkis. (dina)