Eramuslim.com – Dalam surat yang disampaikan Gereja Injili Indonesia (GIDI) kepada umat muslim di wilayah Tolikara, Papua, salah satu alasan GIDI melarang umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah di daerah itu karena akan berlangsung seminar internasional yang diadakan GIDI.
“Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberitahukan bahwa, pada tanggal 13-19 Juli 2015, ada kegiatan seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat Internasional. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, Kami dari Pimpinan GIDI Wilayah Toli membatalkan dan menunda semua kegiatan yang bersifat mengundang umat besar, dari tingkat jemaat local, Klasis, dan dari Yayasan atau lembaga-lembaga lain,” tulis kalimat didalam surat tersebut.
Dalam sambungan surat itu, umat muslim dilarang meyarakan hari lebaran yang jatuh pada 17 Juli 2015 di wilayah Tolikara. Namun Gidi mempersilahkan umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri diluar wilayah Tolikara. Selain itu umat muslim perempuan juga dilarang menggunakan jilbab.
Dalam surat tertanggal 11 Juli itu, Gidi juga melarang agama lain dan gereja Denominasi mendirikan tempat-tenpat ibadah di Wilayah Tolikara. dan Gereja adven di Distrik Paido juga sudah tutup dan gereja Adven bergabung dengan Gidi.
Surat itu ditandatangani oleh Ketua dan Skeretaris Gidi, Pdt. Nayus Wenda dan Pdt.Martehn Jingga. Selain itu mereka juga menembuskan surat itu ke Bupati, Polres serta jajaran TNI setempat.
Hal ini tentu sangat konyol dan mengada-ada, hari raya umat Islam, Iedul Fitri, sudah ditetapkan jauh-jauh hari oleh pemerintah pusat dan juga semua negara di dunia. Mengapa pula seminar diselenggarakan pada momentum itu? Jika bukan karena kebodohan, maka bukan tidak mungkin memang ada maksud provokasi, karena yang namanya Hari Raya Iedul Fitri itu sejak zaman VOC selalu ramai. Ini benar-benar tidak masuk akal.(rz)