Meski ada jawaban Kapolri, Jenderal Pol Timur Pradopo, yang akhirnya agak memuaskan anggota DPR Komisi III dalam RDP kemarin soal status Cirus sebagai tersangka. Tapi proses hukum terhadap jaksa senior ini masih belum jelas.
Pernyataan ini soal Cirus sebagai tersangka memang memberikan penegasan dari simpang siurnya status jaksa senior Cirus. Sebelumnya status itu berubah-ubah, dari sebagai saksi, tersangka, kemudian balik lagi ke saksi. Apakah pernyataan Kapolri yang baru menjabat selama 125 hari ini akan berubah lagi? Sepertinya itu akan menjadi taruhan kepercayaan publik yang begitu kritis terhadap institusi Polri.
Kapolri juga memberikan penjelasan bahwa belum diperiksanya jaksa Cirus karena belum bisa mendatangi panggilan polisi disebabkan sakit. “Cirus dipanggil belum bisa datang karena sakit. Dipanggil dengan status tersangka,” ujar Kapolri di RDP.
Seorang anggota Komisi III sempat ada yang menanggapi jawaban Kapolri itu dengan menghubungkan Cirus dengan kasus kontroversial Antasari Azhar. Karena Cirus banyak tahu soal pengadilan kasus Antasari Azhar yang akhirnya divonis 18 tahun itu. Tapi hal itu ditanggapi Kapolri dengan dingin.
Seorang anggota komisi III lain dari partai PPP, Ahmad Yani, bahkan menyebut di forum tersebut bahwa Cirus sebagai bagian mafia hukum. Hal ini karena Cirus menghapus tuntutan terhadap Gayus berupa dugaan korupsi dan penyimpangan pajak, menjadi tuntutan yang meringankan. Dengan begitu Gayus pun bebas.
Kapolri mengakui agak kesulitan memproses kasus Cirus. Hal ini karena bukti rencana tuntutan di PN Tangerang 2009 terhadap Gayus yang bocor belum ditemukan. “Kami akan berusaha untuk mencari bukti-bukti tersebut,” ucap Kapolri.
Sebelumnya, anggota komisi III DPR dari FPKS, Nasir Jamil, menyatakan bahwa mengungkap jaringan mafia kasus Gayus sangat bergantung pada dua tokoh kunci yang hingga kini belum diperiksa. Yaitu, jaksa Cirus Sinaga dan Brigjend Pol Raja Erizman yang saat itu menjadi direktur ekonomi khusus II Mabes Polri. mnh
foto: rumah cirus sinaga (hariansumutpos.com)
