Eramuslim.com – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan bersama Pangdam Jaya Teddy Laksmana menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) pimpinan Habib Rizieq di Mega Mendung Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/10) kemarin. Kedatangan para petinggi keamanan wilayah Jakarta tersebut membicarakan soal aksi demo FPI 4 November di Jakarta terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kedatangan mereka disambut oleh Habib Rizieq, didampingi Ketua Syura FPI KH Syeikh Misbahul Anam, dan Waketum FPI KH Ja’far Shiddiq serta Bedum FPI Ust. Haris Ubaidillah.
“Oh memang rencana nanti Tanggal 4 November akan turun (unjuk rasa) dan kami mempersilakan jika dari elemen masyarakat menyampaikan pendapatnya. Namun mereka juga sudah berkomitmen menciptkan suasana ibukota aman dan mohon bantuan media untuk bersama sama menjaga ibukota dari media,” ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (27/10).
Dalam aksi nanti, kata Iriawan, pihaknya menyiapkan para personel dan dibantu oleh TNI. “Yang diturunkan lebih banyak personel dari kita. Demo kemarin ada 5.000 sekarang mungkin 7.000 dan sudah di BKO dari TNI. Dari marinir dua kompi, dari paskas satu kompi, kostrad 4 kompi, dan batalyon pomad satu batalyon bersama sama dengan kita,” katanya.
“Kemarin kita diarahkan oleh presiden. Presiden menyampaikan sinergitas secara maksimal dan kami meminta TNI membackup kami di lapangan,” pungkasnya.
Berikut komitmen FPI pada demo 4 November mendatang:
1. Bahwa Aksi Bela Islam tetap akan berjalan sesuai jadwal Tanggal 4 November 2016, dan sesuai rute Istiqlal ke Istana, serta sesuai tujuan penjarakan Ahok, juga sesuai kepanitiaan atas nama GERAKAN NASIONAL PENGAWAL FATWA MUI (GNPF MUI).
2. Bahwa Aksi Bela Islam adalah JIHAD KONSTITUSIONAL yang merupakan murni Aksi Penegakan Hukum, bukan Aksi SARA atau pun Aksi Politik PILKADA.
3. Bahwa Aksi Bela Islam tidak pernah rencanakan chaos (Kerusuhan), tapi Aksi Damai dan Tertib serta Terhormat dan Bermartabat, untuk dorong Presiden Jokowi agar Tegakkan Hukum terhadap Ahok Si Penista Agama.
4. Bahwa FPI meminta agar Presiden Jokowi menerima langsung Delegasi GNPF MUI di Istana untuk menyampaikan aspirasi Umat Islam.
5. Bahwa FPI meminta kepada aparat keamanan agar tidak melakukan pengadangan terhadap Peserta Aksi yang datang dari wilayah atau daerah mana pun.
6. Bahwa FPI meminta kepada TNI & POLRI agar tetap bisa kooperatif dengan para Peserta Aksi Bela Islam, sehingga tetap mengedepankan pendekatan persuasif, bukan represif, dalam mengatasi segala kemungkinan.
7. Bahwa FPI berkomitmen kepada GNPF MUI dan juga kepada TNI & POLRI bahwa segenap Laskar FPI akan mengawal Aksi Bela Islam agar berjalan sesuai aturan Hukum Agama dan Hukum Negara.
8. Bahwa FPI meminta kepada TNI & POLRI untuk bekerja-sama dengan Pengurus Masjid Istiqlal agar GNPF MUI usai Shalat Jum’at dan sebelum mulai Aksi diberi kesempatan di dalam Masjid Istqlal utk memberi Arahan kepada seluruh Peserta Aksi.
9. Bahwa FPI setuju agar GNPF MUI duduk musyawarah bersama Polda Metro dan Kodam Jaya utk memastikan “rute jalan” yg akan dilalui dari Istiqlal ke Istana, dengan syarat tetap Pusat Aksi di depan Istana Presiden dalam batasan yang dibenarkan oleh aturan.
10. Bahwa FPI tetap berpegang kepada PETISI BELA ISLAM 14 Oktober 2016 bahwa jika Penista Agama dibiarkan bahkan dilindungi oleh Rezim Penguasa, maka umat Islam berhak menjatuhkan HUKUMAN MATI kepada Ahok kapan saja dan dimana saja untuk menegakan Hukum Islam sekaligus membela Kedaulatan Hukum NKRI.(ts/mdk)