KAMMI: Rezim SBY Gagal, Karena Andalkan Politik Kamuflase

Kegagalan pemerintah dalam mengatasi persoalan bangsa dan negara di berbagai bidang juga mendapat sorotan kaum muda. Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendesak pemerintahan SBY-JK untuk menyudahi politik kamuflase, dan segera membuat kebijakan nyata yang berpihak kepada rakyat

"Tidak ada yang bisa diharapkan oleh pemerintahan SBY JK.Pemerintah tidak sungguh-sungguh melakukan perubahan nasional. Semua gerakan yang muncul sepanjang tahun 2007 merupakan bentuk keprihatinan atas kondisi bangsa, "ujar Ketua Umum KAMMI Taufik Amrullah dalam refleksi akhir tahun, di Jakarta Media Center, Rabu(26/12).

Menurutnya, rezim yang ada berusaha mengambil keuntungan dari negara untuk memperkaya diri, dan memperkuat stabilitas kekuatan politiknya, dengan mengandalkan payung liberalisasi dalam investasi dan privatisasi sektor publik.

"Perusahaan multinasional asing dengan mudah mengeksploitasi kekayaan alam dan potensi ekonomi yang ada, sehingga kontribusi SDA MIgas dan Non Migas terhadap APBN makin kecil. Semangat reformasi juga telah dilupakan oleh SBY-JK, "katanya.

Karena itu, KAMMI mendesak kepada segenap lapisan masyarakat dan bangsa untuk meneguhkan niat, semangat dan gerakan di tahun 2008 sebagai tahun penegasan kembali kedaulatan dan kemandirian bangsa. Hal ini bisa ditempuh dengan cara melakukan nasionalisasi asset strategis, memberikan akses pendidikan, rumah bagi semua lapisan masyarakat.

KAMMI pun mendukung munculnya pemimpin nasional yang berjiwa muda, progresif, berpihak kepada kedaulatan dan kemandirian nasional dan memiliki kemampuan mengelola potensi nasional.

Senada dengan itu, Anggota Komisi VII DPR Ade Daud Nasution menegaskan, agar ke depan rakyat Indonesia dapat memilih pemimpin yang berani, dapat mempersatukan Indonesia, dan tidak memilih pemimpin daur ulang, sehingga persoalan bangsa dan negara terutama, kemiskinan dan pengangguran bisa diatasi.

"Jangan cari pimpinan yang daur ulang tetapi cari pemimpin baru dari rakyat. Indonesia akan susah terus jika tidak memiliki pemimpin yang berani, "tandas Ketua DPP Partai Bintang Reformasi.(novel)