Lima belas peserta unjuk rasa dari Kesatuan Aksi Muslimin Indonesia (KAMMI), yang berencana ingin masuk ke dalam ruang rapat paripurna DPR dihadang oleh satuan pengamanan objek vital (Pamobvit) dan Pengamanan bagian dalam (Pamdal) gedung DPR RI, Selasa (17/01)
Mereka rencananya ingin menemui anggota DPR, untuk menyampaikan desakannya agar segera menggunakan hak angket guna membatalkan kebijakan import beras. Ketua KAMMI Pusat Yuli Widiastono dalam orasinya, mempertanyakan komitmen dan kesungguhan DPR dalam menolak kebijakan import beras yang telah merugikan petani.
"Ini permintaan terakhir, KAMMI minta komitmen DPR menolak impor beras, karena kebijakan ini telah melukai rakyat. Kami minta bukti, " tegasnya.
Sementara itu, Ketua KAMMI Jakarta Aries Trisarjono menegaskan, jika DPR tidak mengeluarkan kebijakan yang tegas tentang penolakan terhadap import beras, maka KAMMI dan mahasiswa lainnya akan melakukan aksi yang lebih besar.
Setelah melakukan negosiasi dengan satuan pengamanan gedung DPR, mereka membubarkan diri, karena kecewa mereka melempari gedung DPR dengan gulungan-gulungan poster yang mereka bawa sambil meneriakan takbir.(Novel/Travel)