Eramuslim.com – Rakyat sudah semakin terpojok akibat harga kebutuhan pokok kian melangit. Selain harga bahan bakar minyak (BBM) yang kini naik menjadi Rp 7.400, tarif dasar listrik (TDL) dan gas elpiji 3 kg diprediksi menyusul naik.
Menanggapi situasi kekinian tersebut, Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) kembali mengingatkan Presiden Jokowi untuk lebih mendengarkan jeritan rakyat.
Ketua Umum PP KAMMI Andriyana mengimbau seluruh kader KAMMI se-Indonesia untuk konsisten menyuarakan penderitaan rakyat melalui berbagai wahana.
“Rakyat terbelit, KAMMI turun ke jalan, namun presiden kita masih belum mendengarkan. Mungkin ia terlalu tenang tinggal di Istana Bogor. Namun, KAMMI akan terus menyuarakan #UltimatumJokowiseraya juga mengajak seluruh elemen masyarakat terutama wong cilik untuk lebih lantang berteriak,” sebut Andriyana dalam rilisnya, Minggu (29/3).
Andriyana mengungkapkan, jika jeritan rakyat kecil terus-terusan tidak didengar, dan pemerintah malah sibuk dengan permasalahan elite politik, maka KAMMI tidak akan segan mengajak rakyat Indonesia untuk menduduki Istana Negara di Jakarta.
“Kajian dan analisis KAMMI menyimpulkan, kebijakan ekonomi Jokowi adalah liberal. Bukti nyatanya ialah membebaskan harga minyak ke pasar dan menghilangkan subsidi untuk rakyat,” tegasnya.
Dengan demikian, tambah Andriyana, sejatinya pemerintah telah melanggar UUD 1945. Ditambah lagi, pemerintah malah menutup mata atas penderitaan rakyat serta menutup telinga dari teriakan masyarakat. Kondisi ekonomi seperti ini memperlihatkan Jokowi belum juga mampu memimpin negara untuk melaksanakan kewajibannya, yakni melindungi hak atau kemakmuran rakyat.(rz)