Di tengah gaung penyambutan yang berlebihan terhadap Menteri Luar Negeri, ternyata masih ada penolakan dan kritikan terhadap mantan ibu negara AS ini. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi menolak kedatangan Menlu AS, di Bunderan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis(19/2).
Dalam aksinya, Koordinator Aksi Sugeng Wiyono mengatakan penyambutan kedatangan Hillary terlalu berlebihan, dan ini menyebabkan AS besar kepala.
"Kita telah lupa atas penjajahan Freeport yang mengeruk bumi Papua. Saat ini kita merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Saatnya kita menegakkan kepala dan berkata go to hell with your action Freeport and Newmont," tegasnya.
KAMMI menunutut pemerintah untuk menyelamatkan aset-aset strategis Indonesia. Menolak segala intervensi dan hegemoni AS atas Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi dan politik.
Peserta aksi membawa poster yang berisi penolakan antara lain, Save Indonesia from AS, Waspadalah Misi Terselubung Hillary Clinton, dan No Intervention AS.
Namun, aksi-aksi penolakan yang dilakukan oleh puluhan orang itu tak berlangsung lama karena petugas kepolisian dari Polsek Gambir dan Polres Jakarta Pusat segera membubarkan mereka.
Secara terpisah, menanggapi kedatangan Pengamat Ekonomi Faisal Basri menegaskan, jangan terlalu berharap banyak pada AS, karena kunjungan singkat ini untuk merealisasikan kebijakan luar negeri presiden baru yang ingin melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
"Jangan terlalu berharap pada Amerika, andalkan kekuatan sendiri," ujarnya, di Hotel Bumi Karsa Bidakara Jakarta, Rabu.
Selain itu, menurutnya, Indonesia juga perlu menjaga produk-produk dalam negeri tidak terkena proteksi di Amerika. "Mereka sedang lancarkan buy American product, itu yang perlu diwaspadai," tandasnya.(novel)