Eramuslim.com – Iklan capaian Presiden yang juga Bakal Calon Presiden pada Pemilu 2019 Joko Widodo (Jokowi) yang diputar sebelum penayangan film di beberapa bioskop memantik polemik di masyarakat. Banyak penonton bioskop yang merasa terganggu dengan tayangan iklan ini, bahkan ada yang berpendapat iklan ini sebagai bentuk kampanye Jokowi menjelang Pemilu 2019.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, sangat wajar publik dalam hal ini penonton bioskop merasa terganggu dengan kehadiran iklan ini. Ini karena menonton film di bioskop butuh effort khusus mulai dari membeli tiket hingga datang langsung ke bioskop. Lain hal jika tayangan iklan Jokowi ini muncul di televisi atau lewat tayangan internet di mana publik tidak mengeluarkan effort khusus untuk mengakses media komunikasi tersebut.
“Pak Jokowi kan surveinya selalu tinggi. Nggak perlulah jor-joran iklan sampai ke bioskop. Kalau mau sampaikan capaian silakan lewat medium lain. Tetapi juga harus fair, jika memang ada capaian yang ditonjolkan harus kementerian terkait, bukan hanya Presiden, karena pasti akan muncul polemik, karena Presidennya mencalonkan diri kembali,” papar Fahira di Jakarta, Sabtu (15/9).
Menurut Fahira, petahana memang ‘diuntungkan’ dan lebih leluasa menggunakan semua daya yang ada di Kementerian/Lembaga untuk menyosialisasikan apa yang telah mereka lakukan kepada publik. Namun ada ruang-ruang publik yang juga harus dihormati dengan tidak memasang atau menayangkan iklan capaian Jokowi.
“Buatlah iklan yang elegan sehingga siapa pun yang melihat tidak merasa ini kampanye calon Presiden. Komunikasikan juga dengan cara yang elegan, salah satunya tidak ditayangkan di medium, lokasi, atau momen di mana publik ingin mendapat hiburan atau ingin lepas dari percakapan politik. Ini kan tahun politik, jadi bermain cantik lah,” tukas Senator atau Anggota DPD RI DKI Jakarta ini.
Sebagai informasi Iklan milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di bioskop menjadi sorotan masyarakat. Iklan pemerintah terkait pembangunan bendungan tersebut memancing reaksi masyarakat yang ingin menyaksikan film di bioskop karena merasa terganggu. [swa]