Sejumlah artis yang peduli pendidikan di antaranya Neno Warisman, Dewi Hughes dan Dick Doank bersama tokoh-tokoh pendidikan mendeklarasikan Asosiasi Homeschooling dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Indonesia. Asah Pena didirikan karena munculnya gejala banyaknya anak-anak yang malas dan takut belajar di sekolah, karena semakin banyak tuntutan kurikulum pendidikan di Indonesia.
Ketua Umum Asah Pena Seto Mulyadi mengatakan, pendidikan merupakan hak setiap anak, namun pada kenyataannya sebagian anak-anak ada juga yang tidak dapat menjalankan sekolah secara formal, karena keterbatasan biaya ataupun karena tidak betah belajar di sekolah.
"Saat ini banyak anak yang takut sekolah, lantaran belajar di sekolah identik dengan pelototan guru, ini bukan hanya keluhan di Indonesia, tetapi juga di negara Asia lain, seperti Jepang," ungkapnya di sela-sela Acara Deklarasi Asah pena, di Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Kamis (4/5).
Menurutnya, saat ini pengelola lembaga pendidikan sering melupakan pendekatan suasana bermain dalam mendidik anak di sekolah, padahal itu sangat berpengaruh dalam pengembangan potensi anak didik.
"Pengembangan potensi diri sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 sering kali diabaikan," tandas Kak Seto.
Lebih lanjut Ia menegaskan sesuai dengan dasar Undang-undang Sisdiknas khusus pasal 27 ayat 1 dan 2, maka diharapkan pemerintah dapat mendukung pemerataan dan perluasan pendidikan melalui jalur formal dan informal, salah satunya melalui homeschooling (belajar rumah), yang hasilnya setara dengan pendidikan lewat jalur sekolah formal.
Seto menambahkan, jalur homeschooling bukan bertujuan untuk mengajak anak ramai-ramai meninggalkan sekolah, namun sebagai alternatif pilihan pendidikan, bahwa tanpa harus ke sekolah anak-anak bisa tetap pintar den kreatif.(novel)