Eramuslim – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, memperingatkan bahaya lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) pada anak semakin lama semakin mencemaskan. Hanya saja menurutnya ini seringkali tidak diwaspadai oleh orang tua.
“Kurang diingatkan bahwa (LGBT) itu bertentangan dengan ajaran agama dan sebagainya,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/12).
Dari sisi psikologi, sambungnya, bahaya LGBT juga seringkali dikampanyekan seolah-seolah homoseksual adalah kodrat.
Padahal, menurut Kak Seto, penelitian menunjukkan bahwa homoseksual terjadi karena faktor bawaan maksimal hanya 40 persen pengaruhnya. Dan 60 persen atau sebagian besar lainnya terjadi karena faktor lingkungan dan pendidikan yang sangat kuat.
“Kami beberapa kali menangani anak yang terkena dampak LGBT yang dasarnya adalah karena pengaruh diajak atau menjadi korban. Misal kasus Emon di Sukabumi yang melakukan sodomi terhadap seratus lebih anak-anak, dimana lebih dari separuh jumlah korban membela Emon. Mereka terpengaruh sekali, seolah ada suatu kenikmatan hubungan yang tidak heteroseksual,” paparnya.
Kak Seto menegaskan, bahaya LGBT sudah jelas menyerang pada anak-anak. Dan hal itu merupakan pelanggaran hak anak.
“Ini kekerasan seksual yang tidak kalah mencemaskan. Kami akan terus mewaspadai dan mengampanyekan ini,” pungkasnya.