Di tengah-tengah keprihatinan umat Islam atas serangan Israel terhadap warga Palestina, berita mengejutkan datang dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Surat kabar The Jakarta Post edisi Jumat (7/6) memberitakan tentang kunjungan tim KADIN untuk yang pertama kalinya ke Israel untuk mencari kemungkinan kerja sama bisnis dan bantuan bagi perekonomian Indonesia.
Padahal seperti diketahui, Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan selama ini Indonesia selalu memberikan dukungan pada perjuangan rakyat Palestina. Kunjungan KADIN ini tentu saja menimbulkan sejumlah pertanyaan, apalagi dalam kunjungan yang dilakukan pada tanggal 25-29 Juni kemarin, seperti dikutip dari The Jakarta Post, tim KADIN sempat menandatangani perjanjian kerjasama ekonomi dengan Manufacturers Association of Israel (MAI).
Penandatanganan dilakukan oleh Kerua KADIN Muhammad Suleman Hidayat dan Presiden MAI, Shraga Brosh. Selain bidang ekonomi, kedua belah pihak juga sepakat untuk menggalang kerjasama dalam bentuk pertukaran pelajar dan tokoh-tokoh masyarakat.
Pada The Jakarta Post, Suleman Hidayat mengatakan, kunjungan KADIN atas undangan MAI dan Israel Export and International Cooperation Institute (EICI) sebulan sebelumnya. Ia juga mengungkapkan, dalam kunjungan ke Israel ini, pihak KADIN tidak menginformasikannya terlebih dulu atau meminta izin pada pemerintah Indonesia. Namun menurut Suleman, sejumlah pejabat pemerintah mengetahui kunjungan ini.
Karena tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel, kunjungan tim KADIN ini dibantu oleh kedutaan besar Israel di Singapura yang mengatur perjalanan ke Israel.
Suleman menyatakan, kunjungan itu semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis. "Saya ulangi, kunjungan ini murni untuk kepentingan bisnis. Tidak ada kaitannya dengan isu-isu politik atau diplomatik. Tantangan kita sekarang adalah merealisasikan kerjasama untuk keuntungan kita tanpa menimbulkan implikasi politik apapun," ujar Suleman.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, hubungan dagang antara Indonesia dan Israel nilainya mencapai 160 juta dollar AS pada tahun 2005, naik sekitar 120 juta dollar dibanding tahun 2004. Kunjungan KADIN ke Israel, menurut The Jakarta Post, juga disertai oleh dua pejabat NU, Suhairi dan Masdar Subagyo. (ln/iol)