PKS benar-benar hebat, berhasil membuat kadernya menjadi kader yang sangat inklusif dan sangat familiar dengan istilah-istilah dalam kitabnya orang Kristen. Anggota DPR PKS dari daerah pemilih Aceh, Nasir Jamil membuktikan dirinya kader yang memiliki wawasan dan pandangan yang luas.
Hal ini membuktikan niat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka tampaknya benar-benar terinternalisasi ke kader-kadernya. Salah satunya yang terjadi pada politikus PKS Nasir Djamil. Tak segan, ia menyitir al-Kitab Mathius.
Peristiwa itu terjadi saat pembacaan pandangan fraksi-fraksi di Komisi Hukum DPR terhadap RUU Peradilan Anak, Senin (28/3/2011). Nasir Djamil sebagai Juru Bicara Fraksi PKS menyampaikan pokok pikiran Fraksi PKS, sempat mengutip al-Kitab Mathius. "Perlakuan terhadap anak-anak menjadi cerminan kesetiaan umat Kristiani terhadap Tuhan sebagaimana dalam Mathius 18 ayat 5," paparnya.
Ketika dikonfirmasi seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi Hukum dengan beberepa menteri seperti Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nasir mengaku dirinya merupakan sosok inklusif. "Saya ini alumnus IAIN (Ar-Raniry Banda Aceh), menghadirkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamien," akunya.
Dia menuturkan, produk semua undang-undang harus menginspirasi semua ajaran agama di Indonesia. Penyebutan FPKS terhadap ayat di Mathius, lanjut Nasir, menunjukkan partai ini tidak memikiki pandangan sempit. "Ini bukti kami tidak berpandangan sempit," ujarnya.
Saat usai menjelaskan pandangan Fraksi PKS, Nasir langsung mendapat komentar dari pimpinan sidang yang juga Ketua Komisi Hukum DPR Benny K Harman. Benny menuturkan, sebagai orang Kristiani, dirinya memahami betul tentang Mathius yang dibacakan oleh Nasir Djamil. "Intinya begini, kalau ada anak nakal, tidak boleh dihukum.
"Begitu pula kalau PKS nakal sedikit, mohon bisa dimaklumi," seloroh Benny yang langsung disambut tawa audiens.
Benny agaknya mau menyindir keberadaan PKS yang dalam Sekretariat Gabungan Koalisi yang kerap berbeda dengan mayoritas partai koalisi. Yang mutakhir dalam usul hak angket pajak, PKS bersama Partai Golkar berbeda pandangan dengan partai koalisi lainnya dengan mendukung usul hak angket pajak.
Adakah Al-Qur’an dipandang sudah tidak cukup dan memadai oleh Nasir Jamil sebagai rujukan, sehingga perlu mengutip Al-Kitab Mahius? (mh/inlh)