“Saya menganggap bahwa ini adalah asosiasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Republik (Prancis), yang melawan nilai-nilai Republik, melawan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, melawan martabat manusia,” kata Gabriel Attal kepada BFM TV dalam sebuah wawancara, seperti dilaporkan Daily Sabah.
“Yang jelas (asosiasi itu) tidak boleh menyelenggarakan kegiatan dan (tidak boelah) ada di Republik,” tambah Attal, seraya menegaskan ia tidak mengatakan bahwa organisasi itu dilarang.
Dalam wawancara dengan majalah Le Point yang diterbitkan Kamis, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin memperingatkan bahwa negara tidak akan bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang menolak menandatangani piagam dan akan meningkatkan kendali atas aktivitas mereka.
“Bahwa asosiasi tertentu tidak ingin menandatanganinya (piagam), hal itu telah mengungkapkan bahwa ada campur tangan asing dan gerakan ekstremis yang beroperasi di tanah kami,” kata Attal.
Ketegangan antara Paris dan Ankara memuncak setelah serangkaian pertengkaran antara Erdogan dan Macron.
Macron baru-baru ini juga telah mendebat Turki dengan mengatakan negara itu ikut campur dalam pemilihan presiden Prancis 2022. [RMOL]