Pemerintah Indonesia meski berhati-hati dengan agenda dibalik kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Indonesia, pada Rabu (18/2) mendatang. Karena selama ini, AS menganggap Indonesia salah satu negara yang sangat strategis untuk melanggengkan dominasinya. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia M. Ismail Yusanto kepada Eramuslim, Senin (16/2).
"Indonesia itukan negara yang sangat strategis, AS mempunyai kepentingan besar terkait ekonomi dan politik, demikian besar kepentingan mereka untuk melanggengkan dominasinya di Indonesia," katanya.
Untuk mengingatkan betapa besar kepentingan AS yang akan dibawa oleh Menlu Hillary, Hizbut Tahrir Indonesia berencana menggelar aksi menolak kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Indonesia, hari ini mulai pukul 14.00 WIB, di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta.
"Kita ingin mengingatkan pemerintah supaya tidak masuk orbit kepentingan AS lagi, dan bisa lebih independen," tegas Ismail.
Ia menilai, selama ini Menlu Hillary bukan orang yang mempunyai reputasi yang baik, figurnya yang menjadi alat perang di Irak dan hubungannya dekat dengan Israel yang menjajah rakyat Palestina, perlu menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan khususnya umat Islam. "Ya orang seperti itu harus diberi attensi supaya tidak merusak," tandasnya.(novel)