Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia atau JPRMI menyatakan agar stigma teroris yang dialamatkan ke Islam harus dihentikan. “Stigma teroris yang seakan-akan tidak henti-henti menyudutkan umat Islam harus dihentikan,” begitulah yang disampaikan Juni Supriyanto, Sekjen JPRMI Nasional, melalui rilisnya yang disampaikan ke eramuslim.
Selain itu, banyaknya korban pemaksaan ideologi atau pencucian otak yang marak mengatasnamakan agama dan kenakalan remaja terjerat narkoba yang tidak kunjung usai, memperlihatkan kurangnya pemahaman remaja terhadap nilai-nilai Islam.
“Untuk itu, diperlukan sebuah gerakan perubahan. Perubahan itu dimulai dari Masjid sebagai rumah besar umat Islam,” ucap Juni kemudian.
Sebagai bagian dari gerakan kampanye kembali ke masjid, JPRMI melakukan sejumlah kegiatan. Antara lain, Karnaval Sambut Ramadhan tanggal 24 Juli.
Karnaval ini berlangsung di Bunderan HI, diisi dengan penyampaikan seruan dan ajakan untuk menjadikan Masjid sebagia pusat rujukan penyelesaian masalah.
Selain itu, agenda lain juga akan dilangsungkan JPRMI.Yaitu, Launching 99 online masjid raya dan penandatangan Dukungan Gerakan Nasional Ayo Ke Masjid yang bertempat di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar tanggal 31 Juli. Serta, workshop entrepreneurship berbasis masjid tanggal 5-7 Agustus bertempat di Masjid BI. mnh