Eramuslim.com – Utang Luar Negeri Indonesia pada Mei 2016 tercatat sebesar US$314,3 miliar atau sekitar Rp4.113,5 triliun (kurs Rp13.088 per dolar AS), tumbuh 3,7 persen secara year on year (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, ULN berjangka panjang tumbuh melambat, sementara ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan.
Dikutip dari situs resmi Bank Indonesia (BI), Selasa, 19 Juli 2016, berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik tumbuh melambat, sedangkan ULN sektor swasta masih mengalami penurunan.
Sedangkan, berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh utang yang berjangka panjang. ULN berjangka panjang pada Mei 2016 mencapai US$275,5 miliar atau 87,6 persen dari total ULN, tumbuh 6,0 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan April 2016 yang sebesar 8,3 persen (yoy).
Sementara ULN berjangka pendek, pada Mei 2016 tercatat sebesar US$38,8 miliar atau 12,4 persem dari total ULN, turun 10,1 persen (yoy), lebih dalam dari penurunan April 2016 sebesar 6,2 persen (yoy).
Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta. Pada akhir Mei 2016, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar US$163,6 miliar atau 52,1 persen dari total ULN. Sedangkan posisi ULN sektor publik, sebesar US$150,7 miliar atau 47,9 persen dari total ULN.
ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 3,5 persen (yoy) pada Mei 2016, setelah pada bulan sebelumnya turun 1,2 persen (yoy). Sementara ULN sektor publik, tumbuh 12,8 persen (yoy) atau melambat dari bulan sebelumnya sebesar 15,7 persen (yoy).
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Mei 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta, mencapai 76,2 persen.
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.
Bank Indonesia memandang, perkembangan ULN Mei 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan, bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi.(ts/viva)