Eramuslim.com – Harga gula di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan India. Sebagai contoh, menurut situs infopangan.jakarta.go.id, harga gula pasir (per 23 Agustus 2016) di Jakarta rata-rata Rp 15.953/kg, dengan harga tertinggi Rp 17.000/kg dan terendah Rp 14.000/kg.
Sedangkan harga gula di India hanya Rp 3.400/kg. Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Kementerian Pertanian (Kementan), Syukur Iwantoro, tingginya harga gula di Indonesia lantaran proses produksinya yang tidak efisien ketimbang negara-negara produsen gula lain seperti India.
“Pengalaman studi banding ke India, PG (pabrik gula) di sana bisa murah lantaran multi output, bukan single output. PG India bisa hasilkan listrik besar dari sampahnya, tetesnya jadi etanol, gula jadi nilai tambah atau sampingan,” kata Syukur di Hotel Papyrus, Bogor, Selasa (23/8/2016).
“Itu kenapa India bisa jual gulanya hanya Rp 3.400/kg, dibandingkan Indonesia. Karena pendapatan mereka dari etanol dan listrik sudah sangat besar,” tambahnya.
Menurut Syukur, dengan mengandalkan produksi gula konvensional seperti kebanyakan PG di Indonesia saat ini, sulit membuat harga gula bisa ditekan.
“Kita perlu belajar dari India, China, Brasil juga begitu. Kalau PG hanya mengandalkan pendapatan konvensional sampai kapan pun kita nggak bakal efisien,” ucap Syukur.
Secara khusus untuk produksi listrik dan etanol, mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ini sudah mengupayakan usulan regulasi baru tarif pembelian listrik oleh PLN dari limbah tebu, dan pembelian etanol dari tetes tebu oleh Pertamina.
“Kita upayakan bagaimana agar PLN bisa serap listrik dari PG. Kemudian juga Pertamina serap etanol, sawit kan sudah mulai dengan B10. Di India saja sudah B20 dan Brasil B30, itu dari etanol tebu, bukan sawit,” kata Syukur.(ts/dtk)