eramuslim.com – Pemerintah menyayangkan banyaknya warga Indonesia yang lebih memilih berobat di luar negeri dibandingkan di Indonesia.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo menyebut, hampir dua juta penduduk Indonesia berobat ke luar negeri.
“Informasi yang saya terima hampir 2 juta masyarakat kita itu masih pergi berobat ke luar negeri apabila sakit. Padahal kita memiliki rumah sakit seperti ini,” kata Jokowi saat berkunjung ke Rumah Sakit Mayapada Bandung, Jawa Barat, Senin, (6/3/2023) lalu.
Karena fenomena itu, Jokowi menyebut sekitar Rp165 Triliun devisa Indonesia hilang karena lebih memilih berobat di Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika, Inggris dan lain sebagainya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengaku malu dengan data tersebut.
“Seolah Menteri Kesehatan Indonesia nggak bisa ngurus orang Indonesia, masih pergi ke Malaysia kan kita malu,” kata Budi Gunadi dalam webinar Penyakit Langka 2023, Selasa (28/2/2023).
Merespons sentilan pemerintah, tak sedikit Warganet yang menjelaskan alasan lebih memilih berobat ke luar negeri.
Salah satunya pemilik akun Tiktok, Caroline Vinna Wijaya mengatakan, ia pernah salah operasi di Rumah Sakit di Semarang. Habis operasi, dia nanahan sampai bengkak.
Akhir dia lebih memilih melanjutkan pengobatan di rumah sakit di Pineng, Malaysia.
“Sampai sakit banget leher ku. Sampai aku pikir aku akan mati. Pertama-tama waktu sampai di Pineng, dokternya tahu aku sakit apa,” ucapnya.
Setelah bekas jahitannya dilihat, dokter disana langsung mengetahui sakitnya.
Dia menyebut dokter tersebut mengatakan bahwa hasil operasinya kurang bersih sehingga bernanah.
“Terus dia bilang operasinya itu nggak bersih. Jadi jorok gitu gaes. Makanya nanahan,” ujarnya.
Kedua dia mengatakan, alasan orang Indonesia suka ke Pineng, karena dokter di Kuala Lumpur, Malaysia itu menghargai waktu pasien.
”Kalau di Indo, kalau ke rumah sakit jam praktik jam 8, datangnya jam 10-11. Suka-suka dia datang jam berapa. Kan dia dokter, kita butuh. Kalau disana ontime. Dan Sabtu dia kerja visit pasien, nggak kayak di Indo. Sabtunya libur, bodoh amat pasiennya mau ngapain,” bebernya.
Selain itu kata dia, harga di Pineng lebih murah daripada di Indonesia.
“Bayangin dokter aku profesor udah tua, cuman 100 Ringgit biayanya. Cuman 350 ribu saja . Nda kayak di Indo udah mahal tapi ya begitu lah. Aku nggak bisa ngomong karena ini pemerintah tapi inikan komplain warga Indonesia gitu loh. Tapi dia tulis itu malu dengan warga Indonesia. Tapi memang gitu kenyataannya lebih bagus, lebih murah, lebih pasti, lebih bener, lebih rapi. Ini jahitannya rapi banget,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pemilik akun Tiktok, Lenna membagikan pengalamannya berobat di Singapura.
“Kalau pengalaman saya di Singapura itu sangat menghargai waktu pasien. Poin paling utama yang aku alami sendiri dokter di luar negeri menghargai waktu pasien. Kalau dokter di Indonesia lebih baik pasien nunggu dokter daripada dokter nunggu pasien,” ungkap Lenna.
Dia bercerita, baru-baru ini ia ingin berobat ke dokter spesialis. Melihat jadwal di klinik di Surabaya pukul 06.00-09.00. Namun kenyataannya, dokter tersebut langsung pulang jika melihat tak ada pasien. Meskipun jadwal prakteknya masih lama.
Belum lagi kata dia, seringkali dokter membuka pasien menunggu lama.
“Kedua suka buat pasien menunggu. Kalau jadwalnya jam 6-9 kadang-kadang. ujung-ujungnya jam 10 baru masuk karena dokter baru datang,” tandasnya.
[Sumber: Fajar]