Eramuslim.com – Pihak Bank Dunia berniat merealisasikan pencairan pinjaman senilai US$ 2,5 miliar alias Rp 32,5 triliun (kurs Rp 13.000) kepada Pemerintah Indonesia, untuk membiayai sejumlah proyek pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia di 2015.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menjelaskan, dana tersebut merupakan bagian dari pinjaman dari Bank Dunia ke Pemerintah Indonesia yang telah disepaki kedua belah pihak pada pertengahan Mei 2015, dengan nilai total mencapai US$ 11 miliar dan dicairkan bertahap hingga 4 tahun mendatang.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif dengan lembaga pemerintah terkait tentang mekanisme pencairan pinjaman tersebut termasuk di dalamnya membahas proyek apa saja yang akan didanai.
“Kami sudah bicarakan dengan Bappenas dan kementerian lain tentang proyek apa saja yang bisa kita biayai, jadi nanti kita akan presentasi di depan petinggi World Bank pada Desember mendatang, dan hingga saat itu kami sekarang sedang diskusi intens dengan Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Tata Ruang dan Agraria,” tuturnya ditemui di Fairmnont Hotel, Jakarta, Rabu (3/6).
Ia menambahkan, dana yang akan dicairkan sebesar US$ 2,5 miliar tersebut masih mungkin bertambah besar mengikuti perkembangan hasil pembahasan bersama lembaga-lembaga tinggi Pemerintahan Indonesia tersebut.
“Jumlah sebesar US$ 2,5 miliar tersebut masih estimasi sebetulnya, bahkan angkanya bisa lebih besar dari angka itu kalau implementasi proyek pemerintah cepat dilaksanakan. Kalau pemerintah cepat melaksanakan proyek di sektor yang kami sebutkan, maka kami juga akan cepat menggelontorkan dana itu. Tapi kalau lambat ya sebaliknya,” sambungnya.
Seperti diketahui, Bank Dunia menawarkan pinjaman hingga US$ 11 miliar atau sekitar Rp 143 triliun (kurs Rp 13.000) ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pinjaman ini bisa diambil selama tiga sampai empat tahun ke depan.
Sebanyak US$ 8 miliar berasal dari Bank Dunia, sedangkan US$ 3 miliar sisanya berasal dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). Dari tawaran pinjaman tersebut, Indonesia sedang dalam pembicaraan untuk mengambil utang sebesar US$ 1 miliar (Rp 13 triliun).(rz/FN)