Jokowi Ngaku Investor Asing Antre Ingin Investasi di Indonesia, Faktanya Malah Antre Ingin Kabur

jokowi pusiiingEramuslim.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan banyak investor besar asal Korea yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia. Menurut Jokowi, minat investor Korea didengarnya langsung dalam kunjungan kerja ke Negeri Ginseng itu beberapa hari terakhir.
“Investor-investor besar di Korea itu antre investasi. Di sana, kami bertemu dari sore sampai tengah malam,” kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat malam, 12 Desember 2014.
Jokowi mengatakan para investor tersebut bergerak dalam berbagai sektor bisnis, dari energi, petrokimia, baja, dan pertahanan. Jokowi menyebutkan beberapa perusahaan, antara lain SK Energy, Posco, dan Lotte. “Posco mau meningkatkan investasi dalam industri baja, Lotte di bidang petrokimia,” ujar Jokowi.
Investasi dari perusahaan-perusahaan besar tersebut, kata Jokowi, akan sangat menguntungkan Indonesia, terutama untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. “Investasi dari perusahaan-perusahaan besar seperti ini diperlukan,” kata Jokowi, seperti dilansir dari laman Tempo.co.
Setelah pernyataan itu berlalu, perusahaan-perusahaan asing antre untuk tutup. Apakah ini sebagai indikasi investor dari Korea akan masuk ke Indonesia, tidak bisa di pastikan. Namun yang pasti, fakta dari tutupnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memberikan dampak kepada meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Seperti diketahui, usai dua perusahaan multinasional seperti Chevron Pacific Indo­nesia (CPI, biasa disebut Caltex) dan PT Ford Motor Indonesia hengkang, giliran perusahaan besar asal Jepang, PT Toshiba Indonesia dan PT Panasonic Lighting berhenti operasi Indonesia.
Selain dua perusahaan elek­tronik raksasa ini (Toshiba dan ) Panasonic), terdapat dua perusahaan elektronik lain asal Korea Selatan yang juga mengu­mumkan akan menutup pa­brik­nya di Indonesia, yaitu PT Sa­moin, yang telah mem-PHK 1.200 karyawannya, dan juga PT Starlink, yang mem-PHK 500 orang pekerja. Kedua perusahaan ini telah selesai beroperasi di Indonesia pada Januari kemarin, seperti dilansir laman harianhaluan.com.
Meski kondisi inves­tasi menunjukkan awan kelam, pemerintah Jokowi ternyata ma­sih percaya diri iklim investasi masih baik.
Badan Koordinasi Pena­na­man Modal (BKPM) mencatat, komitmen investasi di sektor elektronik pada awal tahun ini tumbuh 85 persen atau senilai Rp 530 miliar. Tumbuhnya komitmen investasi tersebut merupakan salah satu indikator bahwa kepercayaan investor sektor elektronik di Indonesia tetap tinggi.
“Komitmen ini merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk menunjukkan bahwa dari sisi iklim investasi dan minat sebenarnya masih tetap tinggi. Ini yang akan didorong untuk segera direalisasikan,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Ja­karta, Rabu (3/2/2015). (ts/pekanews)