Jokowi Komentari Debat Capres, Pengamat: Jangan Berpihak, Seharusnya ‘Ratakan Lapangan’

Sementara Dekan Fisip Unhas Prof Sukri Tamma menilai debat ketiga Pilpres memang karaktersitik saling serang. Akan tetapi, kata dia, sebenarnya diakui atau tidak proses debat itu memang akan seperti itu.

Sebab dalam aspek debat, memang ada dua hal yang muncul. Pertama, upaya dari kandidat untuk mangaktualisasi diri untuk menunjukkan kemampuan dan seterusnya. Di sisi lain, berupaya membuat kandidat pesaing untuk tidak kelihatan hebat.

“Contoh kecil indikasinya adalah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat rumit dan sulit. Itu kadang-kadang diarahkan supaya lawan tidak bisa menjawab atau jawaban tidak tepat,” kata Sukri.

Akan tetapi, jika berharap agar kandidat ini betul-betul memberikan pemahaman terkait visi dan misi memang tidak kelihatan dalam debat ini. Padahal diharapkan kandidat melakukan evaluasi terhadap apa yang terjadi sekarang dan apa yang mereka lakukan nantinya.

Catatan lainnya, Sukri menilai debat ini isunya sangat menarik karena Pertahanan dan Kemananan. Isu ini dikaitkan dengan capres nomor dua selaku Menteri Pertahanan (Menhan) saat ini.

Kemudian cawapres nomor urut tiga adalah Menkopolhulkam yang juga berurusan dengan aspek pertahanan. Lalu, cawapres nomor satu adalah ilmuan yang juga cukup paham dengan kerangka ini.

Jadi mestinya menghasilkan debat yang sangat luar biasa. Terutama bagaimana orang menunggu capres nomor dua itu memanfaatkan isu ini menunjukkan kemampuannya, sementara itu tidak terlihat.

“Jadi kalau dikatakan kurang edukatif memang harus diakui seperti itu. Tapi jika berharap yang lebih besar itu memang agak sulit karena waktunya tidak banyak,” ujar Sukri.

Pengamat Politik Unhas Adi Suryadi Culla, mengatakan banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Salah satunya terkait posisi Indonesia sebagai negara bebas aktif. Contohnya dalam ketegangan Amerika Serikat dengan Tiongkok terkait Laut China Selatan (LCS).

“Ego dalam debat sangat nyata untuk menjatuhkan lawan. Hal ini terlihat dengan memberikan pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan waktu singkat,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad, mengatakan visi misi dan program capres harus diperjelas. Semua harus diuji, baik sesama paslon maupun publik. (sumber: fajar)

Beri Komentar