Jokowi Bilang Pertumbuhan Ekonomi RI Akan Meroket, Jokowi Ngerti Gak Roket Itu Apa?

jokowiEramuslim.com – Presiden Joko Widodo dengan mudahnya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang 2 kwartal pertama tahun ini merosot ke level 4,6 – 4,7%) akan meroket pada semester kedua ini.

“Pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas),” kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).

Apakah pertumbuhan meroket itu? Mari kita lihat.

Sebuah pesawat jet komersial lepas landas secara linier. Kurva lintasannya adalah garis lurus yang menanjak. Jika perekonomian sebuah Negara tumbuh linier, itu namanya normal.

Sebuah pesawat jet tempur mampu lepas landas secara parabolik. Kurva lintasannya melengkung ke atas. Dalam waktu singkat, pesawat dapat terbang tinggi sekali, jauh lebih singkat dari waktu yang dibutuhkan pesawat jet komersial. Jika perekonomian sebuah Negara tumbuh parabolik, itu bukan main luar biasanya.

Sebuah roket lepas landas secara vertikal. Tegak lurus. Kurva lintasannya juga (nyaris) tegak lurus. Dalam waktu super singkat langsung membubung tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang meroket berarti luar biasa bukan main luar biasanya.

Dalam kenyataannya, belum ada satu pun Negara yang mengalami pertumbuhan secara meroket, kecuali dalam kondisi pasca-perang, dan dengan syarat Negara itu adalah Negara pemenang perang. Itu pun mesti memenuhi satu syarat utama lainnya, yaitu, pertumbuhan perekonomian Negara tersebut sebelum perang adalah minus. Karena beranjak dari minus, maka pertumbuhan akan terlihat melesat seperti roket. Dan satu-satunya Negara yang pernah mengalami hal itu adalah Amerika Serikat. Kena depresi ekonomi besar di tahun 30-an, lalu keluar sebagai pemenang perang dunia di dekade berikutnya.

Lalu, apa gerangan maksud pertumbuhan meroket a la Joko Widodo?

Lha, saat ditanyakan apakah pemerintah optimistis hingga akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai lebih dari 5 persen, Jokowi belum bisa memastikan. Ulangi: BELUM BISA MEMASTIKAN.

Lha, ke mana Roketnya??? (nn/oleh: Canny Watae/pkspiyungan)