Eramuslim.com – Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban menyebut bahwa untuk memahami bahasa Presiden Joko Widodo dibutuhkan kecerdasan lebih. Menurutnya, butuh penafsiran tersendiri untuk dapat memahami sejumlah istilah yang dilontarkan Presiden Jokowi.
“Dua tahun kabinet kerja kecerdasan harus terlatih bahas presiden harus ditafsir. Meroket artinya nyungsep. Jungkir-balik artinya menaik tajam,” kata Kaban via akun Twitter, Selasa (31/05/2016).
Pernyataan Kaban di atas adalah satir terkait pernyataan Presiden Jokowi yang mengaku bakal memutarbalikkan tradisi kenaikan harga saat Ramadhan dan Idul Fitri.
“Beras pas panen, diturunkan. Hal-hal yang rutin naik, tahun ini kita jungkir-balikkan,” ujar Presiden Jokowi pada pembukaan rapat terbatas kabinet di Jakarta, Selasa ( 26/04/2016).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menekankan dua kebutuhan pokok yang harus turun saat Lebaran 2016, yakni daging sapi dan beras. “Saya ingin harga daging sapi jangan sampai seperti harga saat ini. Paling tidak 80 ribu per kilogram,” katanya.
Namun, tanda-tanda harga daging, beras dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya tidak kunjung datang. Hal ini juga dikeluhkan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Mochammad Hekal.
“Harga naik jelang Ramadhan sudah menjadi hal biasa yang terpaksa dialami masyarakat kita tiap tahun. Tapi tahun ini sungguh tragis, karena naiknya sangat tinggi di tengah janji Presiden untuk jungkirbalikkan kebiasaan harga naik tiap tahun menjadi harga turun,” terang Hekal di Jakarta, Jumat (27/05). (ts/rn)