Jokowi Heran Zaman Sekarang Masih Ada Perang: Ukraina, Palestina, Sekarang Lebanon

eramuslim.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku heran masih ada perang berkepanjangan yang terjadi antar negara di zaman yang modern seperti saat ini. Jokowi menyinggung perang Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, dan Israel-Lebanon.

“Saat ini merasakan zaman semoderen ini masih ada perang, kadang-kadang kalau kita berpikir secara normal gitu kok masih ada dalam peradaban baru dalam peradaban modern masih ada perang,” kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Indonesia di Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024).

“Baik itu (perang) di Ukraina, baik itu di Palestina, ini ditambah lagi sekarang dengan perang di Lebanon,” sambungnya.

Menurut dia, perang menyadarkan bahwa persatuan, kerukunan, dan toleransi merupakan hal yang sangat berharga di negara manapun. Jokowi bersyukur nilai kerukunan, toleransi, dan persatuan masih terawat baik di Indonesia.

“Ini juga berkat kontribusi besar bapak/ibu sekalian yang hadir di sini, FKUB, asosiasi FKUB yang ini adalah warisan berharga bangsa kita yang terus harus kita pupuk, kita upayakan bersama baik dengan mengedepankan dialog, baik dengan menanamkan rasa toleransi sejak dini serta memupuk nilai-nilai moderasi beragama,” tuturnya.

Jokowi menghargai peran FKUB dalam menjaga suasana di Indonesia tetap damai, harmonis, dan rukun. Hal ini membuat persatuan dan kesatuan di Indonesia terawat baik dan terjaga.

“Ke depan saya mengajak semuanya untuk terus menjaga situasi yang kondusif ini,” ucap Jokowi.

Dia juga mengingatkan semua pihak untuk mengedepankan dialog apabila ada konflik dan perselisihan kecil antar masyarakat sehingga tak membesar. Jokowi juga meminta agar isu-isu yang berpotensi memecah belah segera diluruskan.

 

(Sumber selengkapnya: Liputan6)

Beri Komentar

2 komentar

  1. Sy malah lebih heran, di era demokrasi saat ini, msh ada penguasa yg memaksakan anaknya jd penguasa penerus dia.. Bhkan semua anak dan mantunya.. Lbh heran lagi, bohong jadi habit sang penguasa. Berulang dan terus berulang dia lontarkan tanpa ada rasa malu..