JK Dukung Harga Tiket Mahal

“Tarif ini 70 persen komponennya komponen impor yang memakai dolar, pesawat, sewa, sparepart-nya, komponen lainnya. Sekarang akibat persaingan ketat tinggal 2, grup Garuda dan grup Lion,” ucapnya.

JK mengatakan, banyak maskapai kecil yang gulung tikar akibat persaingan maskapai yang begitu besar. Saat ini hanya ada 2 grup maskapai yang beroperasi yakni Garuda Indonesia dan Lion Air Group.

Ia yakin maskapai pasti akan berhati-hati dalam menerapkan tarif penerbangan. Sebab jika tiket pesawat terlalu mahal tak ada penumpang yang naik, sebaliknya jika terlalu murah, maka maskapai terancam bangkrut.

Tiket Pesawat Mahal, AP I Kehilangan 3,5 Juta Penumpang

Mahalnya tiket pesawat pun berdampak pada penurunan jumlah penumpang di bandara. PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) mencatat, jumlah penumpang di 13 bandara yang dikelola perseroan pada triwulan I 2019 turun 3,5 juta orang. Di akhir 2018, jumlah penumpang di bandara milik AP I mencapai 95 juta orang.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devi Suradji menyampaikan, salah satu alasan hal tersebut terjadi yakni karena tiket pesawat yang mahal. Hal itu berdampak langsung pada jumlah penumpang.

“Seluruh bandara, 13 airport (penumpang) turun sekitar 3,5 juta. Hitungan saya adalah dari penumpang yang berangkat yang berbayar,” ujarnya saat ditemui di Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Senin (6/5).

Petisi Turunkan Tiket Pesawat Kembali Ramai

Meski JK mendukung harga tiket agar turun tak terlalu murah, di jagat maya, ajakan untuk mengisi petisi agar tiket pesawat turun kembali ramai. Melalui situs petisi online change.org, beberapa ajakan itu muncul dan sudah banyak ditandatangani.

Misalnya pada petisi “Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik” yang dibuat Iskandar Zulkarnain beberapa bulan lalu, kembali ramai ditandatangani. Hingga pukul 4.26 WIB, petisi tersebut sudah ditandatangi sebanyak 1.059.869 dari target 1 juta tanda tangan.

Ada juga seruan “Turunkan Harga Tiket Pesawat ke Papua” yang sudah ditandatangi sebanyak 58 ribu dari target 75 ribu tanda tangan.

Tak hanya itu, tagar #PecatBudiKarya pun ramai di Twitter sejak kemarin dengan seruan agar Presiden Joko Widodo memecat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Tagar ini bahkan sempat beberapa waktu menjadi trending topic. [km]