Jika Menterinya Saja Sudah Tak Anggap Presiden, Apalagi Rakyatnya

jokowi-jenderal-2Eramuslim.com – Perseteruan antar menteri di Kabinet Kerja menjadi sinyal bahwa para menteri sudah tidak mengganggap Joko Widodo sebagai presiden. Apalagi perseteruan itu terpampang di ruang publik, yakni saling sindir di sosial media.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Sahirul Alem kepada intelijen (03/03). “Menteri saling sindir di ruang publik itu menjadi pertanda, bahwa menteri sudah tak menganggap Jokowi sebagai Presiden. Kalau menteri sudah tidak menganggap, apalagi rakyatnya,” tegas Alem.
Menurut Alem, Jokowi selalu ingin dianggap dekat dengan rakyat. “Jokowi sering turun di tengah jalan dan menyalami secara langsung warga di suatu daerah. Setelah itu, media-media pendukung Jokowi memberitakan Jokowi dikerubuti rakyat, padahal itu hanya semu,” ungkap Alem.
Kata Alem, perseteruan para menteri menjadi bukti bahwa Presiden Jokowi bukan sosok yang tegas dan berani. Hal itu berbeda dengan pengakuan Jokowi di hadapan kader PDIP saat Rakernas. “Kalau orang ngomong bahwa dirinya berani itu justru menandakan penakut. Orang berani itu tidak diomongkan, tetapi bawahannya takut sendiri,” ujar Alem.
Alem menegaskan, meskipun beberapa menteri yang dianggap sebagai biang keributan dicopot, hal itu tetap tidak akan bisa mengubah gaya kepemimpinan Jokowi yang lemah. “Walaupun Rizal Ramli ataupun Sudirman Said diganti, nantinya beberapa menteri akan saling berpolemik. Masalahnya bukan pada menteri tetapi Presidennya,” papar Alem.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan keprihatinan mencermati para pembantunya kerap saling serang. Apalagi, silang kata di antara para menteri tidak jarang melebar sampai ke ranah publik.
“Presiden tidak happy,” kata Juru Bicara Presiden Johan Budi di Kantor Staf Kepresidenan (02/03). Menurut Johan, Presiden Jokowi acap kali mengingatkan para menteri menghindari perang kata-kata di media sosial. Presiden mau perdebatan sesama menteri hanya terjadi di forum terbatas.
“Perdebatan itu hanya ada di ruang rapat terbatas atau rapat kabinet dan ini sudah pernah disampaikan presiden dengan bahasa jangan gaduh di luar,” jelas Johan.(ts/pm)