Jika Institusi Negara Diam Soal Soal Uighur, Warga Dunia Yang Harus Kecam China

Eramuslim – Walau gelombang protes terhadap perlakuan represif dan kebijakan tidak manusiawi yang dialami etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang semakin besar dan meluas, tetapi Pemeritah China terus menutup telinganya.

Sebagai negara berpaham komunis, memang tidak ada ruang bagi rakyat China untuk mengkritik kebijakan pemerintahnya.

Hal yang sama dilakukan China kepada warga dunia yang mengkritik mereka soal Uighur. Sikap acuh, arogansi, tidak mau mendengar apalagi menanggapi protes keras dunia juga dikarenakan China merasa sudah menjadi negara adidaya.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, karena merasa adidaya dan banyak negara dunia sudah “tunduk” baik karena utang maupun investasi, China sama sekali tidak peduli terhadap protes warga dunia.

Perlakuan represif dan kebijakan tidak manusiawi yang dialami etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang mereka anggap urusan domestik dan kebijakan yang wajar sehingga negara lain tidak boleh ikut campur.

“Bahkan mereka menyebar ancaman balik ke banyak negara dan warga dunia yang berani protes. Ini bentuk arogansi yang luar biasa dan arogansi seperti ini harus dihentikan. Warga dunia harus terus bersuara, harus terus protes dan harus terus mengecam. Kekuatan bersuara ini lebih dahsyat dari kekuatan ekonomi yang dimiliki China,” kata Fahira, Senin (23/12).