Jika Cina Mau Kuasai Indonesia, Jihad Jawabannya!

koneksiEramuslim.com – Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia (Koneksi) Anto Apriyanto menilai, upaya China menguasai Indonesia melalui ekonomi politik memang sudah semakin terlihat sejak terpilihnya Jokowi sebagai presiden. Kerjasama yang dilakukan pemerintah Jokowi dengan China semakin erat.

“Indikasinya dengan membanjirnya produk-produk China di Indonesia, membanjirnya tenaga kerja China di Indonesia. Juga adanya proyek-proyek seperti reklamasi Teluk Jakarta, kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga penggusuran pemukiman pribumi, itu semua disinyalir kuat merupakan pesanan China. Apalagi diperkuat oleh ‘ngototnya’ Ahok untuk maju sebagai Cagub Jakarta dan Hari Tanoesoedibjo sebagai Capres dari Partai Perindo sebagai agenda politik China,” ujar Anto kepada Suara Islam Online, Selasa (4/10/2016).

Menurutnya, semua itu terjadi karena yang pertama, pemerintah China membutuhkan tempat tinggal baru untuk warganya sehubungan pertumbuhan jiwa yang meningkat di negaranya. Kedua, pemerintah Indonesia punya utang pinjaman dalam jumlah besar terhadap China. Ketiga, disinyalir adanya oknum pejabat di rezim sekarang yang merupakan merupakan anak-cucu keturunan PKI yang salah satu cikal bakal ideologinya berasal dari China. Keempat, anggota dewan, pejabat, dan politikus partai di Indonesia yang muslim banyak yang sudah sekuler, plural, dan liberal.

“Kelima, yang terparah adalah karena warga pribumi yang mayoritas muslim secara psikologis sudah terhinggapi inferior (rendah diri dan menerima pasrah kondisi yang ada tanpa ada upaya melawan kezhaliman tersebut). Hal ini adalah ‘kelainan jiwa’ yang diakibatkan dari terlalu lamanya muslim Indonesia dijajah bangsa lain, dari mulai Portugis-Spanyol-Belanda-Inggris-Belanda-Jepang, lebih dari 350 tahun, dan ditambah penjajahan China saat ini secara politik dan ekonomi meski tidak disertai penjajahan fisik. Dan yang pasti karena Syariat Islam belum (pernah) diterapkan di Indonesia secara kelembagaan negara,” jelas Anto.

Dari kondisi itu semua, lanjut dia, dampaknya untuk masyarakat muslim Indonesia dari upaya dominasi China adalah secara perlahan pribumi akan terusir dari tanah kelahiran dan kampung tempat tinggalnya. Kemiskinan warga pribumi akan semakin meningkat tajam karena kekayaan hanya berputar pada lingkaran orang-orang Cina dan keturunannya saja, termasuk kegiatan ekonomi yang didominasi bahkan dikuasai China secara penuh.

“Dari kemiskinan yang sangat parah kelak akan mengakibatkan kesenjangan sosial yang sangat tajam dan berpotensi melahirkan berbagai macam kejahatan dan kekacauan sosial hingga meledaknya emosi warga pribumi yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Hal ini yang kita tidak inginkan, terjadinya konflik bahkan sampai fisik,” ujarnya.

Kata Anto, sudah ada pengalaman sejarah konflik antara pribumi dengan warga etnis China di Indonesia yang berujung pengusiran. Hal tersebut seharusnya dijadikan pelajaran. “Setidaknya pengusiran hingga pembalasan dendam warga pribumi terhadap China sudah pernah terjadi berkali-kali, yaitu masa kebangkitan perlawanan terhadap penjajah (era Sarekat Islam 1910-an), masa Orde Lama (era Soekarno 1950-an, bahkan Soekarno dengan tegas mengusir China dari Indonesia, dan masa krisis moneter (era Reformasi 1997-an). Apakah kejadian ini harus terjadi lagi?” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Anto, kita harus memberikan rekomendasi antara lain; yang pertama, agar pemerintah mau berpihak dan mengakomodir kepentingan masyarakat pribumi sebagai pemilik sah negeri ini. Kedua, agar para pengusaha Muslim mulai memberdayakan dan membantu saudara Muslim lain yang masih lemah secara ekonomi agar bisa kuat pertahanannya dan menguasai pasar/lapangan ekonomi riil. Ketiga, agar para ulama semakin giat membina dan menyadarkan umat Islam Indonesia untuk kuat secara aqidah, ibadah, dan mu’amalah. Keempat, agar para aktivis pergerakan/organisasi Islam di Indonesia meninggalkan segala bentuk ‘ashabiyah dan perpecahan dengan sesama saudara Muslim.

“Kelima, agar umat Islam di Indonesia mulai kembali dekat dengan para ulama, pesantren, majlis ilmu, dan mulai kembali mempelajari Islam dengan benar. Dan keenam, agar para pemuda diprioritaskan untuk dipantau, dibina dan diberikan pelajaran kepemimpinan guna regenerasi umat Islam,” jelasnya.

Selain itu, tambah Anto, sebagai seorang muslim tentunya kita berharap siapapun mereka termasuk warga China agar mendapatkan hidayah Islam.

“Dan umat Islam di Indonesia sebenarnya juga tidak pernah mempermasalahkan China dan keturunannya mencari penghidupan di tanah air. Untuk itu mari kita bersaing secara sehat dalam lapangan ekonomi. Tapi jika tujuan mereka untuk menguasai Indonesia dan menyingkirkan pribumi, maka jihad adalah jawabannya!”. tandasnya.(ts/si)