Eramuslim.com – Jokowi adalah figur yang sangat merakyat. Dia tidak segan-segan blusukan ke tengah sawah, berbecek-becek ria bersama para petani, turun ke liang got, makan di emperan dan warteg, dan semua itu dilakukan dengan membawa tim medianya, agar semua yang dilakukannya itu dimuat di media massa.
Salah satu modal inilah yang dipakainya untuk mendongkrak popularitasnya. Rakyat yang kebanyakan masih bodoh langsung terpukau dan menganggapnya Ratu Adil. Tidak bisa bahasa Inggris, ya gapapa jadi presiden. Tidak bisa ini dan itu, ya rapopo dhadi Ratu. Tidak bisa ini dan itu, yo wis orapopo. Dan sekarang rakyat Indonesia pun tengah menikmati betapa manis dan bahagianya hidup di alam rezim Jokowi. Inilah akibat malas berpikir.
Dan ketika bencana asap terus-menerus terjadi tanpa penanganan yang berarti, rakyat yang daerahnya diselimuti asap hingga terpaksa menghirup asap dalam bernafasnya, akhirnya mengajak Jokowi yang sangat merakyat ini untuk mau dan rela berkantor di daerah mereka.
Para netizen mengusulkan, Presiden membawa menterinya ikut berkantor di wilayah Kalimantan dan Sumatera yang dilanda kebakaran hutan.
Akun @deplayhafiezd87 mendukung, wacana Presiden Jokowi berpindah kantor sementara waktu dari Jakarta ke wilayah sekitar lokasi kebakaran hutan.
“Setuju. Cuma aku takut nanti digulung asap, wkwkwk,” kicaunya.
Akun @enangsujana berharap, Presiden Jokowi bisa segera berkantor di wilayah yang dilanda bencana kabut asap. Bila perlu, kata dia, kepala negara ikut memboyong menterinya berkantor di Kalimantan dan Sumatera.
“Kalau perlu kita jemput sekalian bapak Presiden yang terhormat Ir Joko Widodo. Biaya penjemputan gratis,” tantangnya.
Akun @insanalam berharap, pemimpin negara mau ikut merasakan penderitaan warga yang terkena dampak kabut asap setelah berpindah kantor ke daerah dekat lokasi kebakaran hutan. “Coba ikut merasakan bagaimana menderitanya ibu hamil, anak-anak dan orang tua menghirup kabut asap,” cuitnya.
Akun @debysusanto mengusulkan Presiden Jokowi memerintahkan para pembantunya ikut pindah kantor ke wilayah Kalimantan dan Sumatera untuk sementara waktu.
“Bawa keluarga sekalian bila perlu. Sebulan aja deh ngerasain hirup kabut asap,” usulnya.
Akun @geberb berharap, Presiden Jokowi meniru Presiden SBY yang ikut merasakan penderitaan warga ketika dirundung bencana. Dicontohkan, SBY sempat berkantor di Yogyakarta ketika terjadi bencana Gunung Merapi.
“Apa Jokowi tertarik untuk berkantor di sana?” tanyanya.
Akun @julmusaahmad ragu Presiden, Wakil Presiden dan para menteri mau pindah kantor ke wilayah yang dilanda polusi asap. “Memang mau dia?” ketusnya.
Akun @yc1it optimistis, presiden dan menterinya lebih termotivasi mengatasi masalah kebakaran setelah ikut merasakan penderitaan warga yang menghirup kabut asap.
“Ide bagus ini. Pak Jokowi biar merasakan betapa sesaknya menghirup asap. Pemimpin harus tahu kalau rakyat sudah sulit bernafas karena polusi,” kicaunya.
Akun @fcneun yang mengaku sebagai warga Kalimantan curhat kalau sudah tidak kuat lagi menghirup kabut asapnya.
“Anak istri saya saja sudah mengungsi ke Jawa. Apa saya salah pilih presiden?” curhatnya.
Ketua Komisi IX DPR sendiri, Dede Yusuf, menyarankan Presiden Jokowi berkantor di Kalimantan untuk mengambil alih komando penanganan asap. Sebab, di Kalimantan bukan hanya kondisi ekonomi yang semakin melemah. Tetapi juga kondisi kesehatan yang semakin memburuk akibat asap.
“Dengan berkantor di daerah bencana, bersama para menteri terkait, akan membangkitkan moral masyarakat yang menjadi korban. Dan personel yang berjuang,” oceh Dede dikutip dari akun Twitter @dedeyusuf_1, kemarin.
Dede berharap, pemerintah lebih keras lagi memadamkan asap di Sumatera dan Kalimantan. Pemerintah harus memaksa perusahaan yang terlibat pembakaran untuk ikut membantu memadamkan api. Belum ada tanggapan dari Jokowi yang sangat merakyat tersebut.(ts)