Eramuslim.com – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebut kebijakan impor jeroan merendahkan martabat bangsa Indonesia.
“Jeroan di negara-negara Eropa dipakai untuk makanan anjing dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia,” kata Tulus seperti ditulis Antara, pekan lalu, Rabu (13/7).
Tulus mengatakan, beberapa negara memperlakukan jeroan sapi sebagai sampah dan hanya memperbolehkan ekspor untuk keperluan konsumsi nonmanusia.
Karena itu, mengimpor bahan makanan yang dianggap sampah di negara asalnya, apalagi untuk dikonsumsi masyarakat, merupakan perendahan terhadap martabat bangsa.
“Silakan saja pemerintah mengimpor jeroan sapi. Namun, jangan untuk konsumsi manusia. Jangan mengimpor dan menjual sampah untuk dikonsumsi masyarakat,” tuturnya.
Disatu sisi, Pemerintah Jokowi-JK membuka izin impor daging sapi jeroan yang sebelumnya sempat dilarang.
Pantauan di Pasar Senen, Jakarta Pusat, fakta jeroan impor sudah membanjiri lapak-lapak pedagang.
Salah satu pedagang jeroan di Pasar Senen, Pais mengatakan, jeroan impor yang sudah masuk pasar adalah bagian pipi dan bibir sapi, berasal dari Australia.
“Baru ada bagian Kepala sapi yang terdiri dari bagian pipi dan bibir sapi, Paru juga sudah masuk. Ini sudah masuk dari sebelum Lebaran. Asalnya dari Australia,” jelas pria asal Jawa Barat tersebut.
Untuk bagian pipi dan bibir sapi impor dijual dengan harga Rp 60.000 per kg dan untuk paru dijual Rp 70.000 per kg. Menurutnya, jeroan bagian ini biasanya diminati para pembeli sebagai bahan baku hidangan soto dan gulai di rumah makan maupun restoran besar.
“Yang beli mah ada saja, harganya juga hampir sama seperti lokal, engga beda jauh, yang lokal paru kita jual Rp 65.000 sampai Rp 70.000 tapi kalau beli banyak bisa kita turunin harganya. Biasanya yang beli untuk dagang , kalau buat konsumsi sendiri mah jarang,” ucapnya.
Siapa yang mengimpornya ??
Perusahaan pelat merah, Perum Bulog mengaku telah melakukan impor jeroan sapi sebanyak 2.000 ton yang langsung dipasok ke pasar sebelum Lebaran 2016.
“Kita sudah mendapat izin impor. Beberapa pekan sebelum Lebaran sudah kita pasok bersamaan dengan daging beku impor,” kata Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/7).
Menurut Wahyu, jeroan sapi yang di impor tersebut sudah termasuk di dalamnya yaitu hati dan jantung sapi. Bulog menurutnya telah mendapat instruksi melakukan impor daging sapi beku sebanyak 10.000 ton.
“Impor jeroan bagian dari impor 10.000 daging sapi. Di dalamnya ada sebanyak 1.000 ton hati dan 1.000 ton jantung sapi,” ujarnya. (Hr/Merdeka)