Amerika Serikat sudah berhasil menyebarkan pandangan yang salah tentang Islam, sejak peristiwa 11 September. Hal tersebut terbukti dengan pemikiran masyarakat Jepang yang mempercayai bahwa kegiatan terorisme berhubungan erat dengan Islam.
Pernyataan itu disampaikan oleh Pimpinan Delegasi Parlemen Jepang Yoshihiko Noda dalam pertemuan dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (21/12).
“Warga Jepang menganggap isu teroris itu erat sekali hubungannya dengan Islam, tetapi setelah kami mempelajarinya ternyata tidak seperti itu, maka kami berusaha menerangkan yang sebenarnya kepada mereka yang tidak paham itu,” ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar masyarakat Jepang tidak mengerti dengan aksi teror yang disebut-sebut terjadi pada beberapa negara termasuk Indonesia, namun mereka berusaha waspada terhadap kemungkinan itu, dengan mengantisipasi agar keluarganya tidak menjadi korban.
Bahkan sebagai program antisipasi aksi terror, tambah Noda, Jepang berusaha melakukan penelitian untuk membuat sistem teknologi anti teror, dan itu sudah ditawarkan kepada negara yang pernah terancam aksi teror.
Menanggapi penemuan tentang teknologi terbaru anti teror, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta agar Jepang bersedia memperkenalkan teknologi terbaru itu kepada Indonesia.
“Kami sangat senang kalau ada teknologi baru anti terror yang bisa ditawarkan kepada Indonesia, tapi tetap pemerintah harus berada didepannya,” tukasnya.
Lebih lanjut Din menegaskan, pemberantasan terorisme harus dilakukan mulai dari akarnya, di mana akarnya itu terdapat pada kemiskinan dan pengangguran, sehingga tidak terkait sama sekali dengan agama Islam yang selalu mengedepankan cinta damai.
Ia menjelaskan, jika kemudian itu dikaitkan dengan Islam merupakan hal wajar, sebab umumnya pelaku pengeboman itu mengklaim dari kelompok Islam. Dan hal ini muncul dari kesalahan AS.
“Mereka memahami Islam secara salah dan menyalahgunakan Islam, kami mayoritas di sini menolak itu, karenanya kami mengajak dunia luar dapat melihat Islam yang sebenarnya,”imbuhnya. (novel)