Jenazah Sigit Akan Disambut Ribuan Laskar

Penembakan Densus 88 terhadap Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto justru memicu simpati yang luas. Hari ini, ribuan laskar dan aktivis remaja masjid akan ikut mengantarkan jasad Sigit ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Salah satu organisasi Islam yang mengerahkan anggotanya adalah Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). "Insya Allah dari kita ada 500 orang," kata juru bicara JAT Sonhadi pada Jawa Pos tadi malam (18/05).

JAT adalah organisasi yang didirikan oleh Abu Bakar Baasyir yang kini ditahan Polri dengan sangkaan pasal terorisme terkait I’dad di Aceh yang digerebeg Densus. "Kami hadir sebagai sesama muslim. Itu disyariatkan, bahwa takziah dan menghantarkan jenazah itu hukumnya fardlu kifayah," kata Sonhadi.

Ustad yang pernah ditahan karena diduga menyembunyikan Noordin M Top itu tak khawatir JAT dituding sebagai ormas pro teroris. "Itu tudingan yang dipaksakan. Lagipula apa buktinya akh (saudara) Sigit adalah teroris – Tidak ada buktinya," katanya.

Penembakan brutal terhadap Sigit dan Hendro, menurut Sonhadi, menunjukkan kesewenang-wenangan Densus 88. "Perlu ada aturan yang tegas dalam undang-undang agar aksi-aksi ekstrajudisial crime seperti ini tidak berlanjut," katanya.

Warga kampung Sigit di Serengan juga sudah menerima Sigit untuk dimakamkan di lokasi setempat. Menurut Sonhadi, anggota JAT yang datang murni atas solidaritas sesama muslim. "Kita datang sebagai saudara se iman," katanya. Di Mabes Polri, Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Boy Rafli Amar mempersilahkan pemakaman itu dilakukan dan dihadiri oleh siapa saja. "Kami tidak bisa membatasi," kata Boy.

Apakah itu bukan aksi pro terorisme? Menurut perwira mawar tiga di pundak itu, aturan soal itu tidak tegas dan tidak ada. "Misalnya, acara doa untuk Osama bin Laden, kami juga tidak bisa melarang. Itu hak masyarakat," katanya. Yang jelas, sambungnya, Densus 88 sudah melakukan prosedur yang benar dalam operasi itu. "Tidak ada salah tembak," kata mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Polri ini.

Bagaimana dengan Nur Iman? Menurut Boy, peluru yang menewaskan pedagang angkringan warga Sukoharjo itu berasal dari tembakan yang membabi buta. "Kami sangat yakin itu akibat tembakan membabi buta," ujar Boy. Polisi, kata Boy, juga prihatin dengan jatuhnya korban dari masyarakat. "Tentu itu di luar keinginan petugas kami." "Kami mohon maaf terhadap pihak keluarga," ujarnya.

Meski demikian, Boy belum dapat menjelaskan asal peluru yang menewaskan Nur Iman. Apakah berasal dari senjata aparat Densus 88 ataukah dari dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan Hendro. Hasil reka ulang aksi baku tembak itu menunjukkan posisi jatuhnya Nur Iman berada 65-75 meter dari dua terduga teroris.

Boy juga menjelaskan adanya serangkaian penangkapan yang dilakukan Densus 88 setelah kematian Sigit dan hendro. "Baru satu yang bisa dirilis. Inisialnya JM," katanya. Ia diciduk polisi di Jalan Adi Sumarno, Kabupaten Karanganyar. "JM merupakan orang yang menerima senjata dari Musholah dan mendistribusikannya kepada Hendro, ajudan Sigit," kata Boy.

Kombes Boy menjelaskan, penangkapan JM merupakan hasil pengembangan atas penangkapan F di Depok beberapa waktu lalu. "Semua ini berawal dari Depok. Dari dia senjata didistribusikan ke Cirebon, Boyolali dan Slawi," katanya.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos menjelaskan hari ini, berbarengan dengan pemakaman Sigit, Densus 88 akan mengadakan acara besar di Cirebon. "Akan dipimpin oleh Brigjen Petrus Golose," katanya. Apa acara itu? menurut perwira muda ini, media dipersilahkan datang. "Langsung saja ke Mapolres Cirebon," katanya.

Dia membantah acara itu untuk mengaburkan pemberitaan agar pemakaman Sigit tidak diliput media. "Memangnya polisi bisa mengatur media? Silahkan saja mau liput yang mana," katanya lantas tertawa. (pz/japos)