Selain itu, Indonesia memiliki beban tuberkulosis (TBC) kedua tertinggi di dunia, yang menjadi penyebab lebih dari 10 persen kematian dini di Indonesia, dengan hanya sepertiga dari kasus tersebut yang mampu terdeteksi. Beberapa bagian dari pelaksanaan program itu adalah peningkatan kinerja, kapasitas, dan akuntabilitas pemerintah serta fasilitas kesehatan lokal dan perbaikan standar nasional dengan memperkuat akreditasi perawatan primer.
Pelayanan lokal yang lebih baik juga diharapkan dapat tercapai dengan adanya peningkatan orientasi kinerja dari pendanaan kesehatan, termasuk JKN. “Kinerja pelayanan kesehatan primer yang lebih baik akan meningkatkan tingkat kesehatan dari negara ini, yang merupakan komponen kunci dari modal manusia yang penting untuk kesuksesan Indonesia,” kata Chaves.
Fokus dari program itu adalah tiga daerah tertinggal di wilayah Indonesia timur, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Tiga wilayah itu sedang menghadapi tantangan dalam ketidakmerataan hasil kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan primer yang bermutu sehingga menjadi penyebab terjadinya angka kematian anak berusia di bawah lima tahun, malnutrisi kronis, dan stunting.
Secara keseluruhan, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai jaminan kesehatan universal, meski masih membutuhkan pembenahan dalam tata kelola, akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan pendanaan sektor kesehatan di tingkat nasional maupun lokal. Dukungan Bank Dunia dalam sektor kesehatan di Indonesia merupakan komponen penting Kerangka Kerja Kemitraan Negara untuk Indonesia dari Grup Bank Dunia, yang mempunyai fokus kepada prioritas pemerintah yang memiliki potensi perubahan besar. (antr)