Setelah Majelis Mujahidin yang melakukan klarifikasi terhadap stigma terorisasi yang dilakukan Mabes Polri terhadap Ormasnya, Jamaah Anshorut Tauhid atau JAT pun menyampaikan hal yang sama.
Melalui pres rilisnya, Jamaah Dakwah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir ini menyampaikan klarifikasi atas stigma terorisasi yang dilakukan Mabes Polri terhadap JAT. Menurut rilis JAT yang ditandatangani salah seorang pimpinannya, Muhammad Achwan, JAT tidak memiliki dan tidak merencanakan program yang mengindikasikan adanya muatan atau unsur-unsur yang terkait dengan kriminalitas apalagi terorisme.
“Kami telah berulangkali menegaskan bahwa garis perjuangan yang kami tempuh adalah terbuka, dalam arti semua program kami terang-terangan dan tidak ada kegiatan atau program kami yang bersifat rahasia,” ucap Muhammad Achwan dalam rilisnya.
Achwan juga menyesalkan pernyataan Kapolri yang mengaitkan kasus perampokan Bank CIMB Medan dengan Abu Bakar Ba’asyir.
“Itu fitnah dan menerabas asas praduga tak bersalah,” tegas Achwan. Terlebih lagi, menurut Achwan, Abu Bakar Ba’asyir masih berada dalam tahanan Polri dan mendapatkan pengawasan yang begitu ketat.
“Kami juga memiliki kepentingan yang sama dalam menjaga ketentraman masyarakat dari berbagai kejahatan. Jadi, tidak mungkin terlibat dalam hal–hal yang bertentangan dengan kepentingan bersama itu,” tambah Muhammad Achwan.
Apa yang dilakukan pihak-pihak tertentu yang mengkait-kaitkan aktivis Islam dengan stigma teroris dan tindak kriminal lain juga merupakan modus stigmaisasi yang biasa dilakukan Orde Baru terhadap Islam dan umatnya.
JAT mengingatkan semua pihak, demi kebaikan semua lapisan masyarakat dan bangsa, untuk tidak melibatkan diri dalam upaya rekayasa penyudutan dan pembusukan Islam dan kaum muslimin di negeri ini.
“Hentikanlah berbagai fitnah dan semua kebohongan publik yang telah dilakukan tanpa belas kasih dan tiada rasa malu itu. Karena hal itu hanya akan menambah beban penderitaan mayoritas rakyat. Kami percaya, bahwa pada akhirnya akan terbukti adanya otak dan tangan-tangan asing yang bermain untuk terus menerus melemahkan bangsa yang mayoritas muslim ini agar sumber daya manusia dan kekayaan alamnya terus mereka bisa kuasai. Hasbunalloh wa ni’mal Wakiil, ni’mal Maula wa ni’man Nashiir,” ujar Muhammad Achwan dalam rilisnya. Mnh/jat