Eramuslim.com – Waktu kampanye pilpres kemarin, dengan gaya enteng tanpa beban Jokowi berjanji jika dirinya jadi presiden maka dia akan menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan baru. Banyak rakyat terpesona dan berharap tinggi. Namun kenyataannya, fakta di lapangan berbeda seratus delapan puluh derajat. Bukannya membuka lapangan kerja baru, yang terjadi malah PHK baru yang semakin hari semakin banyak yang kena.
Dalam diskusi Forum Senator untuk Rakyat dengan tema “Ekonomi PHP Nyatanya PHK”, Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, mengatakan jika janji Jokowi itu mustahil untuk direalisasikan mengingat sampai sekarang PKH terus berlanjut.
“Jokowi janji akan buka 10 juta lapangan pekerjaan dalam lima tahun ini, kayaknya ini bikin Jokowi garuk-garuk kepala juga. Karena PHK dan ancaman PHK masih belum berhenti ini,” ujar Farouk.
Oleh karenanya, Jokowi jangan menganggap enteng dengan kondisi ekonomi yang saat ini terus melemah di Indonesia. Farouk meminta Jokowi dan pembantunya harus segara mencari jurus jitu untuk mengembalikan stabilitas ekonomi.
Pada kampenye Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan baru. Menurut Jokowi, langkah itu diambil guna menekan angka pengangguran di Tanah Air. Tak hanya itu, dana bantuan sekitar Rp 10 juta juga bakal dikucurkan ke Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setiap tahun. Jokowi juga akan mendorong penguatan industri kreatif dan digital sebagai upaya untuk mempercepat laju ekonomi. Anggaran kemiskinan juga akan ditingkatkan dengan memberikan subsidi Rp 1 juta per bulan untuk keluarga prasejahtera sepanjang pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 persen.
Di bidang kesehatan, Jokowi-JK berjanji akan memberikan pelayanan kesehatan gratis baik rawat jalan hingga rawat inap dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat. Sepeti, pembangunan 6 ribu puskesmas dengan fasilitas rawat inap serta air bersih untuk seluruh rakyat. Namun seluruhnya ternyata PHP alias Pemberi Harapan Palsu.
Atau bisa juga rakyat Indonesia yang ternyata terlalu mengharap banyak dan tidak kritis. Bisa saja Jokowi benar dengan janjinya membuka 10 juta lapangan kerja baru, tapi itu bukan untuk rakyat Indonesia, melainkan untuk Aseng dan Asing yang kian lama kian memenuhi Bumi Pertiwi ini. (dg)