Eramuslim.com – Kementerian Koordinator Pembangunan dan Kebudayaan, istilah ini sejak dicetuskan mengandung ribuan pertanyaan dari khalayak apa saja yang akan dikerjakan, mengingat nama kementerian ini sangat abstrak dan amat terkesan mengada-ada demi bagi-bagi kue kekuasaan.
Sudah hampir setengah tahun usia kekuasaan rezim Jokowi, namun para menteri masih kebingungan membuat program revolusi mental seperti yang dicanangkan presiden. Salah satunya Kementerian yang dikomandani Puan Maharani, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Menurut pengakuan Sekretaris Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sugihartatmo, menyatakan kementeriannya masih kesulitan merealisasi program “Revolusi Mental”. Kementerian masih merumuskan bentuk kegiatan yang pas untuk mewujudkan kebijakan tersebut. Menurutnya, pihaknya perlu hati-hati menyusun strategi yang bisa disepakati semua pihak.
Namun anehnya, Puan Maharani sudah mengalokasikan anggaran Rp 149 miliar untuk program revolusi mental di kementeriannya. Anggaran tersebut diminta Puan sebagai penambahan pada APBN-P 2015, sehingga dari semula sebesar Rp 153,3 miliar menjadi Rp 303,3 miliar.
“Program komunikasi publik ini akan dilakukan kementerian teknis Kemenkominfo, alokasi yang diharapkan Rp 130 miliar. Sehingga kami mengusulkan sebanyak Rp 149 miliar tersebut dalam APBN-P,” ucap Puan beberapa waktu lalu.
Lebih jauh menurut Sugihartatmo, kementeriannya belum menetapkan fokus program. Alasannya, masih ada pertentangan pendapat tentang nilai-nilai dasar yang bakal menjadi bahan kampanye utama.(rz)