Puluhan jamaah tarekat Anfusiyah di Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (18/8/2012) pagi, melaksanakan Shalat Idul Fitri di Mushola Manzilul Abidin. Pelaksanaan Shalat Ied ini mendahului pemerintah yang baru akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal 1433 H nanti sore.
Para jamaah tarekat itu datang dari berbagai wilayah di Mojokerto menuju Mushola Manzilul Abidin di Dusun Sanggarahan, Desa Ngingas Rembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Mereka berkeyakinan bahwa 1 Syawal 1433 H jatuh hari ini.
Pimpinan jamaah tarekat Anfusiyah, Nur Hadi mengatakan, ia dan jamaahnya percaya melalui perjalanan komariah. “Ketentuan hilal bisa dilihat sebelum Sya’ban, jika melihat tertutup mendung, maka disempurnakan hitungan hilal menjadi 30 hari,” jelasnya usai Shalat Idul Fitri.
Menurut Nur Hadi, untuk melihat hilal bukan dari depan Ramadan namun dari depan Sya’ban. Sebab, bulan rajab tepat hari Sabtu malam Minggu. “Ini yang menjadi pedoman kami, karena hitungan ini bisa diambil dari terjadinya gerhana bulan. Gerhana bulan selalu tanggal 15, kami sempurnakan hitungannya menjadi 30 hari karena kami dan jamaah mulai puasa hari Kamis yakni lebih dahulu dari pemerintah,” katanya.
Menurut dia, terkait agama harus ada ketegasan namun bukan berarti ia mengindahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam agama, ada anjuran untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan, yang prinsip adalah taat kepada Allah SWT dan Rasulullah karena merupakan tempat mengadu perkara dalam kepemimpinan.
“Dalam ayat lanjutannya, jika terjadi perselisihan untuk menentukan hukum, maka kembalikan kepada Allah dan Rasul. Ini hukum agama bukan hukum negara, hukum negara selama kita tidak melanggar UUD 1945 dan Pancasila tidak ada masalah, tapi ini hukum agama sehingga jika ada perbedaan, maka kita akan mengembalikan kepada Allah yakni mengembalikan kepada ayat dan hadistnya,” kata Nur Hadi. [fq/beritajatim]