Dalam rangka menggalang aksi nyata umat Islam internasional bagi pembebasan Masjid Al-Aqsha Palestina dari penjajahan Zionis Israel, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyelenggarakan Konferensi Internasional Al-Aqsha, di Audhitorium Adhyana Wisma Antara Lantai 2 Jl Medan Merdeka Selatan 17 Jakarta Kamis 21 Agustus 2008.
Ketua Panitia, Sony Sugema mengatakan, konferensi dilaksanakan bertepatan dengan 39 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsha 21 agustus 1969 oleh Zionis. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari Muktamar Al-Quds di Istambul tahun 2007 yang berisi tekad dan komitmen untuk terus berjuang membebaskan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Zionis Israel, serta berusaha melakukan aksi nyata mengembalikan Al-Aqsha ke pangkuan umat Islam.
“Al-Aqsha adalah lambang kemuliaan dan kehormatan Islam, oleh karena itu harus diperhatikan, dibela dan dijaga oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia secara berjamaah, ” ujarnya.
Sony mengatakan, masjid Al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam. Untuk itu, umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikannya dikuasai oleh mereka yang bukan haknya, seperti saat ini Al-Aqsha dijajah Zionis Israel, paparnya.
Ia mengingatkan, dalam catatan sejarah disebutkan, penduduk Palestina memberikan mandat kepada Pemimpin Islam Umar bin Khattab bahwa diri mereka, harta mereka, dan semua kepercayaan di sana, untuk dijaga dan dipelihara oleh Islam. Khalifah Umar mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai jatuh ke tangan di luar Islam. Demikian pula Pemimpin Islam Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi membebaskan Masjid Al-Aqsha serta kawasan Palestina dan sekitarnya.
“Di tangan pemimpin Islam, kawasan Al-Aqsha dan sekitarnya serta dunia pada umumnya menjadi aman dan tenteram, ” tandasnya.
Ditargetkan setelah konferensi akan digulirkan pengumpulan 1 juta tanda tangan solidaritas dalam setahun ke depan, berisi tuntutan kepada Amnesti Internasional agar membebaskan tahanan warga Palestina di penjara-penjara Israel serta meminta Israel agar keluar dari negeri jajahannya Palestina.
"Palestina merupakan satu-satunya negeri muslim yang masih terjajah. Untuk itu panitia mengumpulkan tanda tangan tahap pertama dalam bulan ini sejumlah 20.000 tanda tangan, dan akan terus bergulir ke seluruh daerah hingga liar negeri, " tandasnya.
Kegiatan bertema “Aksi nyata mengembalikan Masjid Al-Aqsha ke pangkuan muslimin”, menghadirkan sejumlah pembicara mancanegara, di antaranya: Syaikh Ahmad Faez Abdalla Harara (Sekjen Rabithah Ulama Palestina Yemen), Prof. Dr. Hafidzi M.Nor (Palestine Centre for Excellence Malaysia), Abdul Ghani Samsudin (Presiden Sekretariat Himpunan Ulama Asia Tenggara), Fariz Mehdawi (Dubes Palestina), DR.Adhyaksa Dault, M.Si. (Menegpora), Yakhsyallah Manshur, MA. (Mudir ‘Aam Ma’had Al-Fatah Al-Islamy), dan Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy.
Peserta konferensi terdiri dari berbagai kalangan tusan lembaga keIslaman dalam dan luar negeri. pimpinan ormas/orpol, okoh/kyai/akademisi/pimpinan Perguruan Tinggi, wartawan media massa cetak dan elektronik. Menurut Panitia, hasil konferensi akan disampaikan oleh panitia didampingi pimpinan ormas-ormas Islam tingkat pusat dan ulama-ulama utusan daerah-daerah kepada Presiden RI, Duta-Duta Besar negara-negara sahabat, ormas/orpol Islam, dan instansi/lembaga terkait.(af)
Jakarta, 19 Agustus 2008
Ketua Panitia,
H. Sony Sugema, MBA