Selain membicarakan masalah bilateral, masalah krisis keuangan global, isu-isu yang menyangkut penyelesaian masalah Timur Tengah juga menjadi bahan pembahasan dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Indonesia.
"Bisa saja menjadi pembahasan, karena kedua negara memiliki perhatian yang besar terhadap masalah Timur Tengah. Kita juga mengikuti bahwa penyelesaian masalah Timur Tengah merupakan satu prioritas pemerintahan Obama, khususnya penunjukan Utusan Khusus dengan demikian dari awal telah memberikan prioritas pada penanganan masalah Timur Tengah," kata Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah dalam media briefing, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at (13/2).
Menurutnya, sebagai negara yang konsisten dan menaruh perhatian dengan masalah Timur Tengah tentunya ada kesamaan keinginan agar masalah ini segara dicarikan solusi untuk meredakan keteganggan untuk mencapai penyelesaian akhir.
"Konteks isu yang dibahas dalam pertemuan, adalah isu yang bersifat bilateral, dan isu yang berglobal internasional, sangat berpotensi untuk dibahas masalah Timur Tengah," ujar Faiza.
Hillary rencananya akan berada di Indonesia selama dua hari, yakni 18-19 Februari, untuk itu, lanjut Faizasyah, hari ini tim pemerintah Indonesia dengan pihak Kedubes AS melakukan rapat koordinasi untuk melakukan persiapan-persiapan.
Ketika ditanya apakah, Menlu AS akan mengadakan pertemuan denga tokoh-tokoh agama, Faiza mengatakan, kemungkinan pertemuan itu akan dijadwalkan, akan tetapi belum tahu siapa tokoh-tokoh dan dari unsur mana saja yang akan diundang.
" Kalau tidak salah akan diatur pada malam tanggal 18 Februari, namun konsepnya seperti apa. Kita berharap pengumuman itu disampaikan oleh pihak pemerintah AS, atau kedubes AS di Jakarta," pungkasnya. (novel)