Eramuslim.com – Isu pelanggaran HAM Menteri Pertahanan Prabowo Subianto puluhan tahun silam selalu muncul jelang pemilu.
Hal ini pun menjadi salah satu pertanyaan Najwa Shihab kepada Prabowo Subianto dalam acara Mata Najwa bertajuk “Ekslusif Prabowo Subianto” yang tayang 30 Juni 2023 kemarin.
“Setiap kali eskalasi politik menghangat di pemilu 2014, di pemilu 2019, dan belum lama ini muncul lagi isu HAM pak. Keterlibatan pak Prabowo di peristiwa 98. Itu selalu muncul setiap kali menghangat,” kata Najwa.
Prabowo pun merespons dengan santai. Dan mengaku telah ikut pemilu sebanyak empat kali.
“Ya begini yah mba Najwa. Jadi memang ini fenomena ya dalam arti. Saya sudah ikut pemilu ini sudah empat kali. Pertama di 2004, saya waktu itu ikut konvensi di Golkar. Lumayan 35 calon tersaring kalau nggak salah 18. Dari 18 tersaring 5. Lumayan dong lima. Saat itu kalau nggak salah nomor 4 dari 5 atau nomor 5 dari 5, itu 2004,” tutur Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Menurutnya, isu HAM selalu menjadi senjata lawan politiknya apalagi jika hasil polling menunjukkan elektabilitasnya cukup tinggi.
“Habis itu 2009 saya maju sebagai wakil presiden. Calon wakil presidennya ibu Megawati bersama PDIP. Baru 2014 saya maju sebagai presiden. Sudah empat kali ikut pemilu dan memang tiap kali saya ikut apalagi kalau angka polling saya agak bagus ya mulai keluar HAM ini dan sebagainya,” jelas Prabowo.
Menurutnya, hal seperti ini sudah menjadi hal yang biasa di era demokrasi liberal.
“Ini saya kira dalam kehidupan politik dimana-mana itu biasa. Apalah demokrasi liberal, lawan itu harus kita turunkan popularitasnya. Harus kita, istilahnya apa yah. Kalau bisa dijelek-jelekin terus supaya tidak bisa muncul,” tutur Bacapres Gerindra ini.
Dikatakan, ini sudah menjadi fenomena di banyak negara. Dia menyinggung Amerika Serikat juga seperti itu.
Prabowo mengatakan, itu sudah menjadi risiko bagi dirinya yang memiliki background militer.
“Saya anggap ini risiko saya sebagai prajurit. Saya telah melaksanakan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sumpah saya. Saya pertaruhkan nyawa saya berkali-kali untuk Republik, untuk rakyat. Jadi saya tenang, saya tidak ke mana-mana,” ungkapnya.
“Ya jadi bener nggak selalu dibilang inilah itulah mau kudeta ya kan. Dan sebagainya menculik, pembunuh dan gimana yah, saya mau apakan. Dan begini yah. Inikan demokrasi. Kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat nggak usah milih saya. Selesai kan,” sambungnya.
Ketika ditanya soal isu HAM akan menjadi catatan dalam rekam jejak perjalanan karier dan militernya hingga penjelasan latar belakang, konteks peristiwa itu, Prabowo mengaku sudah berkali-kali menjelaskan.
“Saya kira sudah empat kali saya jelaskan. Sudah ada semuanya di record public domain. Iyakan, jadi bagaimana. Dan ini saya kira akhirnya kita bicara masa lalu. Iya kan ini 30 tahun yang lalu dan sebagainya. Memang ini sesuatu yang tidak enak dan mengganggu saya, tenang tapi itu saya harus hadapi. Itu risiko seorang prajurit. Itu risiko saya. Banyak rekan saya. Banyak anak buah saya malah hilang tangan, malah gugur. Ini risiko saya. Saya harus hadapi,” pungkasnya.
(Fajar)