Ismail Fahmi: Kok Bisa Bangga dengan Berfoto Seperti Ini Ya?

eramuslim.com – Delapan warga Indonesia, termasuk enam cendekiawan nahdliyin, awal bulan ini mendapat kesempatan berkunjung ke Israel.

Lawatan itu berlangsung di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang telah menelan banyak korban jiwa dari Palestina.

Keenam cendekiawan muslim terdiri dari empat lelaki dan dua perempuan. Mereka antara lain berinisial ZM,  MA, NBU,  dan SM.

Sementara untuk dua orang lainnya, diketahui adalah Rabbi Yaakov Baruch dan satu wanita tidak berjilbab.

Disebutkan, kunjungan atau lawatan ini merupakan sebuah penelitian.

Dalam foto lain terlihat rombongan ini melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Israel Isaac Herzog, rombongan membahas konflik Hamas-Israel dan relasi Indonesia-Israel.

Melihat hal ini, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ismail Fahmi mempertanyakan rasa bangga dari rombongan tersebut usai berfoto dengan Presiden Israel.

Ia pun menyebut para cendekiawan ini seperti tidak bisa membawa strategi hanc dilakukan oleh Israel itu untuk negara-negara pendukung Palestina.

“Kok bisa bangga dengan berfoto seperti ini ya? Apakah tidak bisa membaca strategi yang sedang dijalankan oleh presiden Israel?,” tulis Ismail Fahmi melalui cuitan di akun X pribadinya.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali menyesalkan lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.

Savic menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi.

PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel.

“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” katanya Ahad (14/7/2024) malam.

Savic menambahkan, meskipun mengatasnamakan kunjungan pribadi, mereka dikenal sebagai warga dan bahkan aktivis NU. Hal itu akan memperburuk citra NU di mata publik.

Padahal, sambungnya, sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas sampai saat ini, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel.

“Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa. Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil,” katanya.

Menurut Savic, PBNU saat ini sedang berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini.

Bahkan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bertemu dan berbincang secara khusus dengan Duta Besar Palestina Zuhair al-Shun di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Kamis (11/7/2024) lalu.

“Kemarin ada pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dengan Dubes Palestina membicarakan perkembangan yang terjadi di Pelestina, apa yang bisa dilakukan oleh NU dalam konteks mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina,” jelasnya.

Ketika ditanya soal sanksi dari PBNU kepada warga yang berkunjung ke Israel itu, Savic menjelaskan, kemungkinan PBNU akan mengklarifikasi terbelebih dahulu tujuan kunjungan mereka ke Israel.

“Tapi yang jelas, keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” tegasnya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar