Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, agama harus berperan aktif dijadikan sarana untuk mencari jalan keluar (problem solver) untuk mengatasi kemiskinan, sebab sejatinya agama Islam sangat anti dengan kemiskinan, namun agama sering gagal difungsikan oleh pemeluknya untuk mengatasi masalah ini.
"Tapi sayang agama sering gagal, bahkan sebaliknya sering menciptakan kemiskinan karena lemahnya etos kerja, "katanya saat menghadiri undangan Komisi PBB tentang Legal Empowerment for the Poor yang diadakan sejak 4-7 Februari, di Newyork.
Menurutnya, Kondisi di Indonesia sendiri, saat ini kemiskinan masih melilit sebagian rakyat. Penyebabnya, selain karena faktor kultural yaitu lemahnya etos kerja dan daya saing, juga disebabkan oleh faktor struktural yaitu sistem ekonomi yang diadopsi negara terlalu berorientasi pertumbuhan, kurang pada pemerataan.
Sehingga dampaknya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
"Lemahnya perlindungan hukum juga menjadikan kaum miskin baik di desa maupun di kota menjadi makin sengsara, seperti pada kasus penggusuran yang menjadikan mereka tidak berdaya, "imbuh Din.
Dalam kesempatan itu, Din diminta pandangannya tentang perspektif Islam dan pengalaman Ormas Islam Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan secara hukum kaum miskin.
Dia merasa mendapat kehormatan diundang pada konsultasi ini yang dianggapnya penting, karena memang tingginya angka kemiskinan masih merupakan masalah di dunia termasuk Indonesia. (novel)