eramuslim– Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kecintaan terhadap Rasulullah seperti tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia, patut dipertanyakan, sebab negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini dicatat dunia masuk peringkat kedua terkenal dengan pornografi. Dan dalam kejahatan korupsi masuk urutan peringkat tertinggi kelima didunia, dan kedua di Asia Tenggara.
"Mayoritas penduduk Indonesia muslim, tapi kenapa Indonesia selalu mempunyai rapot merah, itu menjadi pernyataan bagi kita, "ujar Penasehat Muslimah Peduli Umat (MPU) Hj. Irena Handono dalam tausyiah Peringatan Maulid Nabi Muhammad, di Masjid Abdullah, Jakarta Timur, Kamis(20/3).
Ia mengatakan, kenapa Indonesia selalu masuk peringatan tertinggi untuk hal-hal yang negatif itu, disebabkan dua faktor yaitu secara internal, rata-rata umat Islam Indonesia, tetapi agama Islamnya keturunan atau yang biasa disebut Islam KTP.
"Karena merasa agama itu sebagai warisan tujuh turunan, jadi terbiasa malas mempelajari Islam, sehingga mereka tidak kenal dengan Islam, bahkan Rasulnya, " katanya.
Sedangkan, faktor secara eksternal penyebab rapor merah selalu disandang oleh Indonesia, sebagai akibat skenario global untuk melemahkan Islam di tanah air melalui jalur budaya, pola perilaku yang sengaja melemahkan iman dan akidah umat Islam.
Irena menegaskan, faktor eksternal itu harus terus diwaspadai oleh umat Islam, untuk merubahsupaya tidak terus menerus menjadi peringkat tertinggi untuk hal yang buruk. Sebagaimanasudah diingat oleh Allah SWTdalam firmannnya dalam surat Al-Baqarah: 120,
di mana kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho, sebelum umat Islam mengikuti mereka.
"Yahudi dan Nasrani tidak akan berhenti berjuangan untuk memurtadkan umat Islam dengan ‘milahnya’, yaitu melalui agama, budaya, dan pola pikir, ini yang dipakai untuk memurtadkan umat Islam, " tegasnya.
Ia mengatakan, upaya perusakan akidah Islam saat ini sudah sangat nyata dilakukan, misalnya pada saat bencana alam umat Islam ditawarkan bantuan gratis yang dapat ditukar dengan iman dan akidah. Dan yang paling berbahaya budaya melalui tayangan televisi yang menonjolkan, kekerasan, syirik, dan pornografi. Serta budaya perayaan Valentine, yang akhir-akhir ini marak ‘dipuja’ generasi muda Indonesia.
"Negeri ini akan hancur, kalau pemudanya rusak, memang yang menjadi sasaran mereka adalah generasi muda dan ibu mereka. Budaya asli mereka rusak dengan maksiat berkemas kasih sayang, " imbuh Anggota Forum Komunikasi Lembaga Pembina Muallaf (FKLPM) ini.
Dalam kesempatan itu, Irena mengingatkan, umat Islam untuk bangkit dan tidak terlena dengan pengkikisan keimana dan akidah yang dapat menyebabkan kehancuran pada generasi di masa datang.
Ia mengajak, untuk kembali memperlajari ajaran Islam secara benar, merapat barisan, dan bersatu untuk menghindari tipu daya yang akan memecah belah umat. (novel)