IPW Bilang Sudah Tiga Kali Polisi Medan Dianiaya dan Dihina Aseng

neta s pane IPWEramuslim.com – Neta S. Pane dari Indonesia Police Watch (IPW) sangat prihatin dengan apa yang menimpa institusi Polri khususnya di Medan, Sumatera Utara. Menurut Neta S Pane, citra Polri dan Kinerja Kapolresta Medan dipertaruhkan dalam kasus penganiayaan terhadap Brigadir Fandi yang dilakukan A Lung alias William (Liam), anak pemilik toko di Jalan Surabaya, Kecamatan Medan Kota.

“Citra Polri umumnya dan khususnya citra Polresta Medan akan hancur di mata masyarakat, jika main-main dalam pengusutan kasus ini. Jika Liam sampai dilepas, masyarakat akan menilai Polri tega mengorbankan personelnya demi sikap arogan dan kesewenang-sewenangan pengusaha tersebut,” ujar Koordinator Indonesia Police Wacth (IPW), Neta S Pane, Sabtu (19/9) seperti dimuat dalam laman medansatu.com.

Masyarakat juga akan apatis dan tak bisa berharap banyak kepada Polri. “Anggotanya saja dikorbankan, apalagi masyarakat biasa. Jadi, demi profesionalisme Polri, kasus penganiayaan anggota polisi yang dilakukan Liam harus dituntaskan di pengadilan,” ungkapnya.

Menurutnya, kasus penghinaan dan pengaaniayaan terhadap personel Polresta Medan oleh Aseng  telah tiga kali terjadi, yakni kasus penodongan senjata airsoft gun terhadap personel Unit PRC Sat Sabhara Polresta Medan, Bripka Marlindung, saat Satreskrim dipimpin Kompol Jean Calvijn Simanjuntak SIK MH dan Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta Karokaro.

Lalu, kasus pembacokan yang dilakukan empat pemuda Aseng terhadap Bripka Ehlan Alfarisi dan anaknya pada 14 Maret 2015 lalu yang hingga kini kasusnya tak jelas. Dan, kasus penamparan Brigadir Fandi oleh Liam di Jalan Surabaya, Senin (14/9) lalu.

“Ini menunjukkan bahwa pimpinan Polresta Medan dan sejumlah perwira Polresta Medan perlu dilakukan pembinaan ulang dan pemeriksaan terkait hal ini. Kenapa sampai tiga kali kasus penghinaan aparat negara, khususnya Polri kasusnya mengambang dan tak diberitahukan kepada media. Masyarakat juga perlu tahu perkembangan kasus tersebut,” tegasnya. Kasus-kasus ini sangat berbahaya karena menyangkut harga diri bangsa Indonesia yang telah sedemikian rendah dilecehkan oleh mereka. Polisi harus tegas karena jika tidak bukan tidak mungkin masyarakat akan main hakim sendiri. (ts)