Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mengimbau kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan remaja muslim agar tidak membesar-besarkan peringatan Valetine Day, dengan tidak merayakannya dengan hal-hal yang mengarah pada nuansa negatif.
“Apalagi peringatannya sampai bersifat hura-hura atau menjurus pesta-pesta yang berbau kebathilan,” ungkap Ketua Umum PP IPNU Idy Muzayyad, di Jakarta, Jumat (13/2)
Dalam pengamatan IPNU, selama ini perayaan Valentine Day cenderung disalahartikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang bertentanga dengan nilai-nilai etika masyarakat Indonesia. Pelajar dan remaja sering kali terjebak pada mitos hari Kasih Sayang itu, dan mewujudkan mitos itu dalam bentuk tindakan yang menyimpang, misalnya, pesta narkoba atau seks.
"Daripada memperingati Valentine Day, mendingan siap-siap memperingati Maulid Nabi yang juga tidak lama lagi (9 Maret). Itu jelas bermanfaat, karena pelajar dan remaja harus mengenal keteladanan Rasulullah sebagai uswatun khasanah (suri tauladan yang baik),” tandas Idy.
Para pelajar dan remaja juga diimbau, untuk memahami kesulitan orang tua sehingga jangan sampai memberatkan orang tua dengan menghamburkan uang untuk sesuatu yang mubazir berkenaan dengan Valentine Day.
“Kalau soal kasih sayang, kan, diajarkan sepanjang jaman, setiap waktu. Mengapa harus terjebak hanya pada 14 Februari? Ini, kan, pembelokan nilai kemanusiaan,” tandasnya.(novel)